
Pantau - Di tengah hiruk pikuk khas Senin pagi Jakarta dan sekitarnya, suasana berbeda justru terasa di Jalan Industri Kapal Dalam, Tugu, Cimanggis, Kota Depok. Di kawasan ini, pagi hari dimulai dengan ketenangan alami yang meneduhkan dan interaksi hangat yang mencerminkan kasih sayang serta keceriaan.
Suara burung-burung bernyanyi menyambut anak-anak yang berangkat sekolah dengan semangat, sambil membayangkan, “Main apa hari ini?” Interaksi mereka pun unik, lebih banyak melalui ekspresi fisik seperti tepukan di pundak, senggolan badan, atau tatapan mata, ketimbang ucapan verbal.
Sekolah Alam yang Menawarkan Kedekatan Emosional
Di gerbang oranye Sekolah Dasar Semut-Semut The Natural School, suasana hangat kian terasa. Para orang tua menunjukkan kasih sayang melalui kecupan di kening, usapan lembut di rambut disertai doa, dan saling “salim” sebelum anak-anak masuk sekolah.
Pemandangan ini memperlihatkan bahwa Senin pagi tidak harus diwarnai dengan ketegangan, melainkan bisa menjadi momen penuh cinta, ketenangan, dan harapan.
Sekitar pukul 07.30, satu atau dua guru piket berdiri di gerbang menyambut para siswa dengan sapaan hangat seperti, “Assalamu’alaikum,” dan, “Assalamu’alaikum cantiiiik.” Anak-anak pun dengan sopan mencium tangan para guru, sebelum berjalan masuk ke dalam lorong sekolah yang dinaungi kanopi pepohonan tropis yang rindang dan berumur tua.
Pendekatan Alam dalam Sistem Pendidikan Formal
Semut-Semut The Natural School dikenal sebagai sekolah berbasis alam yang tetap menjalankan sistem pendidikan formal. Filosofi sekolah ini menekankan pada keterhubungan antara manusia, lingkungan, dan pembelajaran yang kontekstual.
Meskipun kegiatan belajar mengajar dilakukan di dalam kelas, anak-anak juga diajak ke luar untuk melakukan pengamatan langsung sebagai bagian dari proses belajar.
Dalam pelajaran sains misalnya, siswa mengamati secara langsung aneka tanaman seperti pohon kopi, melinjo, sirih gading raksasa, dan berbagai jenis bunga lainnya yang tumbuh di lingkungan sekolah.
Dengan pendekatan ini, suasana belajar menjadi lebih hidup, alami, dan bermakna. Kombinasi antara keteduhan alam dan interaksi manusia yang hangat menciptakan lingkungan sekolah yang tidak hanya mendidik, tetapi juga membentuk karakter yang penuh empati dan kebijaksanaan.
- Penulis :
- Aditya Yohan