
Pantau - Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum menargetkan pembangunan 12 ribu titik program Percepatan Peningkatan Tata Guna Air Irigasi (P3TGAI) hingga tahun 2026, sebagai bagian dari upaya meningkatkan kesejahteraan petani di seluruh Indonesia.
Fokus Infrastruktur untuk Ketahanan Pangan
Menteri Pekerjaan Umum, Dody Hanggodo, menyampaikan hal tersebut dalam acara Indonesia International Sustainability Forum (ISF) 2025 yang digelar di Jakarta, Jumat, 10 Oktober 2025.
“Tugas Kementerian PU adalah memastikan air mengalir hingga ke sawah-sawah yang terjauh,” ungkapnya.
Dody menambahkan, program P3TGAI akan dibangun sesuai dengan Instruksi Presiden Nomor 2 Tahun 2025, yang memberi kewenangan kepada pemerintah pusat untuk merehabilitasi jaringan irigasi di tingkat provinsi, kabupaten, dan kota.
Ia menegaskan bahwa pembangunan jaringan irigasi tersier, sekunder, dan primer harus dilakukan dengan rapi dan tanpa kebocoran, agar manfaatnya maksimal bagi petani.
Tujuan dari program ini bukan hanya meningkatkan produktivitas pertanian, tetapi juga menarik minat generasi muda untuk kembali mengelola sawah, demi tercapainya swasembada pangan nasional.
Program Padat Karya dan Infrastruktur Sosial
Selain P3TGAI, pemerintah juga menargetkan pelaksanaan program Pengembangan Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah (PISEW) di 600 lokasi pada tahun mendatang.
Dody menjelaskan bahwa program infrastruktur berbasis masyarakat ini menyasar empat fokus utama, yakni pemanfaatan air irigasi, suplai air minum, sanitasi, dan pengelolaan sampah.
Untuk pengelolaan sampah, pemerintah berencana membangun Tempat Pengolahan Sampah dengan konsep reduce, reuse, recycle (TPS3R) di 80 titik lokasi.
Program padat karya yang diterapkan tidak hanya berorientasi pada hasil fisik pembangunan, tetapi juga berdampak langsung terhadap peningkatan ekonomi lokal.
“Program ini membuka peluang kerja, mengurangi angka pengangguran, serta meningkatkan daya beli masyarakat,” ia mengungkapkan.
Pemerintah berharap pembangunan infrastruktur berbasis masyarakat dapat menjadi instrumen pemerataan manfaat pembangunan hingga ke pelosok.
- Penulis :
- Leon Weldrick