
Pantau - Menteri Kebudayaan Fadli Zon menegaskan bahwa pangan tidak hanya sekadar kebutuhan fisik, tetapi juga merupakan bagian penting dari kebudayaan dan identitas bangsa.
“Pangan lokal kita adalah warisan budaya yang merupakan cermin identitas, tradisi, kearifan lokal, dan jati diri bangsa. Setiap daerah punya sistem budaya pangan lokal yang terbentuk dari interaksi panjang antara manusia, alam, dan kepercayaan dari leluhur,” ungkapnya dalam keterangan resmi di Jakarta, Selasa, 14 Oktober 2025.
Kenduri Budaya Pangan Lokal Nusantara
Fadli Zon menyampaikan hal tersebut dalam acara Kenduri Budaya Pangan Lokal Nusantara, sebuah kegiatan yang diangkat dari tradisi kenduri atau makan bersama sebagai wujud rasa syukur dan persaudaraan yang hidup di berbagai daerah Indonesia.
Menurutnya, acara ini mencerminkan kekuatan nilai budaya yang mempererat kebersamaan, menjaga kelestarian pangan lokal, serta menjamin keberlangsungan kesehatan generasi bangsa.
Ia menambahkan bahwa pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto menempatkan isu pangan sebagai prioritas pembangunan nasional.
Prioritas tersebut diwujudkan melalui program swasembada pangan dan Makan Bergizi Gratis untuk mendukung terbentuknya sumber daya manusia unggul menuju Indonesia Emas 2045.
Gerakan Pangan Lokal Nusantara Dukung Ketahanan Pangan Nasional
Fadli Zon menegaskan bahwa Gerakan Pangan Lokal Nusantara yang diinisiasi Kementerian Kebudayaan merupakan bentuk dukungan nyata terhadap program nasional tersebut.
Gerakan ini sejalan dengan tujuan pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya poin Zero Hunger, Good Health and Wellbeing, Gender Equality, serta Responsible Consumption and Production.
“Dengan melestarikan pangan lokal, kita tidak hanya mempertahankan warisan leluhur, tetapi juga memperkuat kedaulatan dan ketahanan pangan nasional di tengah tantangan global seperti perubahan iklim dan ketergantungan impor,” ujar Fadli Zon.
Ruang Apresiasi dan Edukasi Pangan Lokal
Kurator Kenduri Budaya Pangan Lokal Nusantara, Meilati Batubara, menjelaskan bahwa kegiatan ini menghadirkan berbagai program seperti pameran, lokakarya, pasar rakyat, dan diskusi kebudayaan yang melibatkan masyarakat adat dari berbagai daerah di Indonesia.
Kegiatan tersebut juga menjadi ajang edukasi publik serta apresiasi terhadap kekayaan pangan lokal dari berbagai wilayah Nusantara.
Meilati menegaskan, kegiatan ini bukan hanya selebrasi kekayaan pangan Indonesia, tetapi juga menjadi wadah transfer pengetahuan bagi masyarakat adat untuk menjaga dan mengembangkan budaya pangan di wilayah masing-masing.
- Penulis :
- Aditya Yohan