billboard mobile
Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Airlangga: Program MBG, KDMP, dan DEFA Jadi Mesin Pertumbuhan Ekonomi RI Capai 8 Persen

Oleh Aditya Yohan
SHARE   :

Airlangga: Program MBG, KDMP, dan DEFA Jadi Mesin Pertumbuhan Ekonomi RI Capai 8 Persen
Foto: (Sumber: Aktivitas siswa di Raudathul Atfal (RA) NW Dasan Agung, Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, saat menyantap Makan Bergizi Gratis (MBG). ANTARA/HO-Dokumen Pribadi..)

Pantau - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan bahwa program Makan Bergizi Gratis (MBG), Koperasi Desa Merah Putih (KDMP), dan digitalisasi menjadi mesin utama untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional hingga 8 persen secara tahunan (year on year).

Pernyataan tersebut disampaikan dalam acara peringatan 1 Tahun Pemerintahan Prabowo-Gibran bertajuk "Optimism on 8 percent economic growth" yang digelar di Jakarta, Kamis, 16 Oktober 2025.

MBG Serap Jutaan Tenaga Kerja, Dorong Ekonomi Naik 2-3 Persen

Airlangga mengungkapkan bahwa program MBG saat mencapai puncaknya diproyeksikan mampu menyediakan 30.000 dapur dan menyerap hingga 1,4 juta tenaga kerja.

Ia menjelaskan, "Setiap tambahan 400 ribu tenaga kerja dapat mendorong pertumbuhan ekonomi sebesar 1 persen."

Dengan kalkulasi tersebut, MBG diperkirakan mampu menyumbang tambahan pertumbuhan ekonomi sebesar 2 hingga 3 persen.

Dana Desa Melonjak lewat KDMP, Dorong Aktivitas Ekonomi di Akar Rumput

Terkait program Koperasi Desa Merah Putih (KDMP), Airlangga menyebut bahwa inisiatif ini dapat meningkatkan aliran dana ke desa dari Rp1 miliar menjadi Rp4 miliar per tahun per desa.

"Tentu efek-efek ini akan menambah pertumbuhan terhadap engine yang sekarang bekerja," katanya.

Peningkatan dana tersebut diyakini dapat mendorong aktivitas ekonomi masyarakat desa secara langsung dan berkelanjutan.

DEFA Jadi Pemicu Lonjakan Nilai Ekonomi ASEAN

Selain MBG dan KDMP, Airlangga menyebut sektor digitalisasi sebagai motor penggerak pertumbuhan lainnya, terutama melalui implementasi Digital Economy Framework Agreement (DEFA).

DEFA diproyeksikan mampu menggandakan nilai ekonomi kawasan Asia Tenggara dari 1 triliun dolar AS menjadi 2 triliun dolar AS pada tahun 2030.

"Yang tanpa DEFA itu, ekonomi ASEAN di tahun 2030 senilai 1 triliun dolar AS, nah dengan DEFA dia akan naik ke Rp2 triliun," jelas Airlangga.

Pemerintah optimistis kombinasi kebijakan berbasis konsumsi, pemberdayaan desa, dan akselerasi ekonomi digital akan membawa pertumbuhan ekonomi nasional melampaui target sebelumnya.

Penulis :
Aditya Yohan