
Pantau - Wakil Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI), Christina Aryani, menyatakan bahwa pemerintah meluncurkan program pelatihan wellness therapist lintas kementerian guna mencetak pekerja migran Indonesia yang unggul dan memiliki daya saing global.
Program ini merupakan kerja sama antara Kementerian Pariwisata, Kementerian Ketenagakerjaan, Kementerian Perindustrian, Kementerian Luar Negeri melalui KBRI Colombo, Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP), serta BP3MI Bali.
"Program ini menjadi langkah pemerintah, khususnya Kementerian Pekerja Migran Indonesia untuk menciptakan pekerja migran unggul, profesional dan berdaya saing global," ungkap Christina.
Pelatihan Intensif dan Penempatan Internasional
Dalam siaran pers Kementerian P2MI di Jakarta pada Jumat, Christina menyampaikan bahwa sebanyak 40 peserta akan menjalani pelatihan intensif selama 24 hari di Bali pada awal November.
Setelah pelatihan selesai, para peserta akan langsung diberangkatkan untuk bekerja di spa resort yang berada di Maladewa dan Sri Lanka.
Penempatan dilakukan melalui koordinasi dengan KBRI Colombo untuk memastikan keterhubungan dan perlindungan para pekerja migran selama bertugas di luar negeri.
Selain pelatihan dasar sebagai wellness therapist, peserta juga akan menerima pelatihan sebagai duta pariwisata, dengan materi yang diajarkan oleh dosen Politeknik Pariwisata (Poltekpar) Bali.
Christina menambahkan bahwa peserta akan dibekali keterampilan meracik essential oil dari minyak atsiri, dengan pelatihan oleh Kementerian Perindustrian dan dukungan branding dari Kementerian Pariwisata.
Sinergi Lintas Kementerian dan Peluang Penempatan
Menurut Christina, program ini merupakan bentuk nyata kolaborasi lintas kementerian yang memiliki visi sama dalam meningkatkan kualitas dan daya saing pekerja migran Indonesia.
"Kami ingin pekerja migran Indonesia memiliki competitive advantage yang khas Indonesia lewat kehangatan pelayanan, keahlian wellness, dan pemahaman budaya. Mereka bukan hanya pekerja, tetapi juga duta," ia mengungkapkan.
Ia menegaskan bahwa sinergi ini bertujuan untuk menciptakan pekerja migran yang tidak hanya terampil, namun juga profesional dan mencerminkan karakter bangsa Indonesia.
Duta Besar RI untuk Colombo, Dewi Gustina Tobing, menyambut baik inisiatif program ini dan menyatakan bahwa Maladewa merupakan lokasi yang sangat potensial untuk penempatan pekerja migran sektor wellness.
"Jadi saya pikir program ini sangat tepat untuk dilaksanakan. Salah satu pilot project di Maldives sebagai salah satu tujuan penempatan pekerja migran dari Indonesia," ungkapnya.
Saat ini, terdapat sekitar 3.000 pekerja migran Indonesia di Maladewa yang tersebar di berbagai sektor seperti pelayanan, hospitality, dan konstruksi.
Dewi juga menyatakan komitmennya untuk mendukung program ini dari sisi diplomatik.
"Kami dari KBRI pun siap menghubungkan dengan pihak-pihak terkait yang ada di Maladewa untuk rencana pilot project lintas kementerian ini," ia menegaskan.
- Penulis :
- Arian Mesa