
Pantau - Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) menegaskan pentingnya menekan kesenjangan pemahaman masyarakat terhadap peran asuransi sebagai upaya utama dalam meningkatkan inklusi asuransi nasional.
Ketua AAUI, Budi Herawan, menyebut bahwa tantangan terbesar industri asuransi saat ini adalah rendahnya pemahaman publik mengenai fungsi asuransi sebagai alat perlindungan keuangan dan pengelolaan risiko.
“Masih banyak masyarakat belum memahami peran pentingnya asuransi sebagai alat perlindungan finansial dan instrumen pembiayaan yang paling diperlukan untuk mengelola risiko,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa asuransi kini bukan lagi sekadar kewajiban, tetapi sudah menjadi kebutuhan dasar dalam menghadapi berbagai risiko yang tidak terduga, seperti bencana alam dan kecelakaan.
Literasi, Digitalisasi, dan Standarisasi Jadi Fokus Strategi AAUI
Untuk menjawab tantangan tersebut, AAUI menggulirkan sejumlah strategi, salah satunya adalah pelaksanaan program literasi asuransi nasional terpadu guna meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya manajemen risiko dan perlindungan berkelanjutan.
“Kami percaya literasi yang kuat akan melahirkan kesadaran akan pentingnya manajemen risiko dan mitigasi dengan cara proteksi yang berkelanjutan,” tegas Budi.
Selain edukasi, AAUI juga mendorong digitalisasi produk asuransi dan peningkatan transparansi informasi.
AAUI bekerja sama dengan berbagai pemangku kepentingan untuk merancang standarisasi informasi produk dan mengadopsi teknologi informasi yang dapat memudahkan masyarakat mengenal, membandingkan, dan memahami produk-produk asuransi.
Upaya ini juga diarahkan untuk meningkatkan tata kelola dan etika industri asuransi.
Ketua Dewan Asuransi Indonesia (DAI), Yulius Bhayangkara, menyebut bahwa peningkatan literasi dan inklusi masih menjadi tantangan utama dalam membangun industri asuransi yang berkelanjutan.
“Hari Asuransi arahnya jelas, membangun literasi,” kata Yulius, merujuk pada pelaksanaan Hari Asuransi 2025, di mana AAUI bertindak sebagai tuan rumah.
Indeks Literasi dan Inklusi Meningkat, Tapi Kesenjangan Masih Terlihat
Data Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2025 menunjukkan adanya kemajuan signifikan dalam sektor asuransi.
Indeks literasi perasuransian naik menjadi 45,45 persen dari sebelumnya 36,9 persen pada 2024.
Sementara itu, indeks inklusi perasuransian melonjak menjadi 28,50 persen, meningkat tajam dari angka 12,12 persen tahun sebelumnya.
Meski demikian, data juga menunjukkan masih terdapat kesenjangan antara tingkat inklusi dan literasi.
Hal ini menandakan masih ada masyarakat yang telah menggunakan produk asuransi tanpa benar-benar memahami manfaat dan mekanisme produknya.
“Edukasi dan literasi asuransi perlu dilakukan secara masif dan berkesinambungan, agar asuransi lebih mudah dipahami dan diterima oleh seluruh lapisan masyarakat Indonesia,” tegas Yulius Bhayangkara.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf