
Pantau - Kepala Kejaksaan Tinggi Sulawesi Selatan, Agus Salim, menyatakan kesiapan lembaganya untuk terus mengawal pembangunan Bendungan Jenelata hingga tuntas sebagai bagian dari komitmen terhadap Proyek Strategis Nasional (PSN).
Bendungan Jenelata yang terletak di Kecamatan Manuju, Kabupaten Gowa, merupakan proyek strategis dengan nilai investasi mencapai Rp4,15 triliun dan diproyeksikan memberi dampak besar bagi pertumbuhan ekonomi masyarakat Sulsel di masa depan.
"Ini investasi yang harus kita kawal bersama demi untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Sulsel," ungkap Agus Salim saat meninjau proyek bersama Gubernur Sulsel dan Bupati Gowa.
Proyek Strategis dengan Pengawalan Ketat
Agus Salim menjelaskan bahwa pengawalan yang dilakukan oleh Kejati selama enam bulan terakhir telah menunjukkan hasil yang signifikan.
"Selama satu, enam bulan dikawal yang akhirnya menunjukkan progres lebih baik. Dari awalnya 3 persen kini hampir 20 persen," ia mengungkapkan.
Ia juga menekankan pentingnya sinergi antarinstansi untuk memastikan proyek bernilai besar tersebut memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat.
"Investasi tersebut tentu sangat besar sehingga harapannya dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi serta manfaatnya dirasakan langsung masyarakat," jelasnya.
Bendungan Jenelata dikerjakan oleh investor utama asal Tiongkok, CAMC Engineering Co Ltd, dengan kolaborasi bersama dua perusahaan BUMN, yakni PT Adhi Karya Tbk (ADHI) dan PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), serta diawasi oleh Pemerintah Indonesia.
Progres Fisik dan Pembebasan Lahan Terus Dikebut
Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Pompengan Jeneberang (BBWSPJ), Heriantono Waluyadi, menyampaikan bahwa proyek berjalan sesuai rencana.
"Untuk progres pembangunan saat ini telah mencapai 19,56 persen. Tahun ini kita ditargetkan mencapai 20,57 persen," ungkapnya.
Dari sisi pembebasan lahan, saat ini telah memasuki tahap keempat dengan total luas lahan yang dibutuhkan mencapai 1.772,28 hektare.
Dari jumlah tersebut, lahan yang sudah berhasil dibebaskan mencapai 167,41 hektare atau sekitar 656 bidang tanah, setara 9,72 persen atau 21,93 persen dari jumlah bidang lahan yang dibutuhkan.
Anggaran yang telah direalisasikan untuk proses pembebasan lahan sebesar Rp303,37 miliar.
" Kami berterima kasih atas dukungan semua pihak dan kami berjanji akan melaksanakan arahan, khususnya terkait pembebasan lahan, dengan selalu berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah, BPN dan Kejaksaan," ujarnya.
Gubernur Sulawesi Selatan, Andi Sudirman Sulaiman, memberikan apresiasi kepada Kejati Sulsel atas peran aktifnya dalam mengawal proyek.
"Saya mengakui kinerja beliau sangat peduli kondisi pembangunan daerah," ucapnya.
Manfaat Besar Bendungan Jenelata bagi Sulawesi Selatan
Proyek pembangunan Bendungan Jenelata mencakup tiga desa, yakni Desa Tanakaraeng, Desa Pattalikang, dan Desa Moncongloe di Kecamatan Manuju, Kabupaten Gowa, sekitar 25 kilometer dari Kota Makassar.
Bendungan ini memiliki manfaat utama sebagai berikut:
- Mengurangi risiko banjir dengan periode ulang 50 tahun, dari debit 1.037 meter kubik menjadi 686 meter kubik.
- Menyediakan suplai air irigasi untuk 23.340 hektare sawah.
- Meningkatkan intensitas tanam hingga 300 persen.
- Menyediakan air baku sebesar 6,05 liter per detik untuk mendukung SPAM Regional Mamminasata (Makassar, Maros, Sungguminasa, Takalar).
- Memiliki potensi Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) sebesar 7 MW.
- Berpotensi untuk pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) terapung sebesar 244 MW.
- Menjadi lokasi strategis untuk pengembangan sektor pariwisata di Sulawesi Selatan.
- Penulis :
- Shila Glorya