billboard mobile
Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Perdagangan Kamboja dengan ASEAN Tembus 12,28 Miliar Dolar AS, Ekspor Naik Hampir 18 Persen

Oleh Aditya Yohan
SHARE   :

Perdagangan Kamboja dengan ASEAN Tembus 12,28 Miliar Dolar AS, Ekspor Naik Hampir 18 Persen
Foto: (Sumber: Pekerja garmen Kamboja mengambil istirahat makan siang di sebuah pabrik di Phnom Penh, Kamboja 17 September 2025. ANTARA/Xinhua/Phearm.)

Pantau - Volume perdagangan antara Kamboja dan negara-negara anggota ASEAN mencapai 12,28 miliar dolar AS selama Januari hingga September 2025, meningkat 4,78 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Laporan resmi yang dirilis pada Rabu, 22 Oktober 2025, menyebutkan bahwa ekspor Kamboja ke negara-negara ASEAN mencapai 4,47 miliar dolar AS, tumbuh signifikan sebesar 17,5 persen secara tahunan (year on year/yoy).

Sementara itu, nilai impor Kamboja dari ASEAN tercatat sebesar 7,81 miliar dolar AS, mengalami sedikit penurunan sebesar 1,35 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Volume perdagangan dengan ASEAN menyumbang 25,6 persen dari total perdagangan luar negeri Kamboja yang mencapai 47,89 miliar dolar AS dalam sembilan bulan pertama tahun ini.

Vietnam hingga Indonesia Jadi Mitra Dagang Utama Kamboja di ASEAN

Lima mitra dagang utama Kamboja di kawasan ASEAN adalah Vietnam, Thailand, Singapura, Malaysia, dan Indonesia.

Sekretaris Negara sekaligus Juru Bicara Kementerian Perdagangan Kamboja, Penn Sovicheat, menjelaskan bahwa produk utama ekspor Kamboja ke negara-negara ASEAN meliputi garmen, sepatu, perlengkapan perjalanan, tas, panel surya, ban mobil, elektronik, serta produk-produk pertanian seperti beras, kacang mete, lateks karet, singkong, durian, dan pisang.

Penn menilai keberagaman produk ekspor ini menunjukkan daya saing sektor manufaktur dan pertanian Kamboja di pasar ASEAN.

RCEP dan FTA Jadi Pendorong Integrasi Ekonomi Kawasan

Thong Mengdavid, dosen di Institut Studi Internasional dan Kebijakan Publik Universitas Kerajaan Phnom Penh, menyatakan bahwa peningkatan volume perdagangan ini mencerminkan pendalaman integrasi ekonomi regional.

Integrasi tersebut, menurutnya, didorong oleh implementasi Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (RCEP) dan kerangka kerja Kawasan Perdagangan Bebas ASEAN (ASEAN Free Trade Area/FTA).

"Hal ini menyoroti ketahanan rantai pasokan intra-ASEAN, yang didorong oleh meningkatnya permintaan akan barang-barang pertanian dan manufaktur serta inovasi teknologi", ungkapnya.

Ia menambahkan bahwa perdagangan ASEAN di Kamboja memiliki potensi berkembang lebih lanjut seiring dengan peningkatan konektivitas logistik, energi, bisnis hijau, keuangan elektronik (e-finance), dan proyek infrastruktur digital.

Namun, Mengdavid juga menekankan bahwa tantangan seperti daya saing yang terbatas dan pembatasan standar teknis masih menjadi hambatan dalam mempertahankan pertumbuhan ekspor berkelanjutan.

Penulis :
Aditya Yohan