
Pantau - Komite Olimpiade Internasional (IOC) dituding menerapkan standar ganda dalam menyikapi kehadiran atlet Israel di ajang olahraga global, di tengah sorotan dunia terhadap tindakan diskriminatif dan represif negara tersebut.
Israel dianggap melakukan segregasi rasial yang sebanding dengan rezim apartheid di Afrika Selatan, yang dahulu sempat dijatuhi sanksi oleh IOC atas pelanggaran serupa.
Tuduhan Genosida dan Ancaman Protes Massal
Penolakan terhadap kehadiran atlet Israel semakin menguat setelah Israel dituduh melakukan genosida di Gaza dan mengabaikan seruan internasional, termasuk resolusi Majelis Umum PBB.
Tindakan Israel juga telah mendapat kecaman dari Mahkamah Internasional, yang menyatakan adanya indikasi kuat genosida dalam serangan militer terhadap Gaza.
Sejumlah tokoh penting Israel, termasuk Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, bahkan telah masuk daftar penangkapan internasional.
Dewan Pakar PBB pun telah menyerukan agar tim nasional Israel dikeluarkan dari kompetisi FIFA dan UEFA karena keterlibatannya dalam genosida.
Dewan yang sama juga meminta agar perusahaan-perusahaan global memutuskan hubungan dagang dengan Israel sebagai bentuk sanksi non-militer.
Jika IOC tetap mengizinkan atlet Israel hadir dalam Kejuaraan Dunia Senam Artistik 2025 di Jakarta, maka dikhawatirkan akan muncul gelombang protes besar dari masyarakat Indonesia.
Sentimen ini mengingatkan kembali pada penolakan besar-besaran terhadap tim Israel dalam Piala Dunia U20 pada 2023 yang menyebabkan FIFA memindahkan turnamen ke Argentina.
Indonesia dinilai tidak bisa menutup mata karena secara konstitusional mendukung kemerdekaan Palestina, serta memiliki ikatan emosional yang kuat dengan perjuangan rakyat Palestina.
Penolakan masyarakat bukan hanya akan terbatas pada kehadiran atlet, tetapi juga berpotensi meluas ke isu-isu politik dan kemanusiaan yang lebih besar.
Dalam konteks ini, penulis menegaskan bahwa sikap IOC yang tetap memberi ruang kepada Israel menunjukkan ketidakkonsistenan dengan prinsip keadilan dan semangat kemanusiaan yang selama ini dijunjung dunia olahraga internasional.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf









