
Pantau - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah IV Makassar mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi cuaca ekstrem akibat fenomena Madden Julian Oscillation (MJO) yang tengah melintasi wilayah Indonesia, khususnya Sulawesi Selatan.
Fenomena MJO Sebabkan Peningkatan Curah Hujan
Fenomena MJO terpantau mulai masuk ke kuadran IV wilayah Indonesia dalam dua hari terakhir dan berdampak langsung terhadap peningkatan curah hujan, terutama di Sulawesi Selatan.
“Jadi, memang untuk dua hari terakhir ini kami lihat ada fenomena global MJO yang bergerak masuk ke wilayah Indonesia di kuadran IV. Ini menyebabkan wilayah di Indonesia mendapat peningkatan curah hujan termasuk di wilayah Sulawesi Selatan,” jelas BMKG IV Makassar.
Kondisi cuaca di wilayah tersebut ditandai dengan hujan ringan hingga lebat.
Di beberapa titik, curah hujan tergolong sangat lebat bahkan ekstrem.
“Curah hujan dengan kategori ekstrem atau curah hujan lebih dari 150 mm per hari ini terpantau di Kabupaten Barru,” tambah BMKG.
Selain Barru, wilayah lain seperti Makassar, Maros, Pangkep, dan Sulsel bagian utara mengalami hujan kategori sedang hingga sangat lebat.
BMKG memperkirakan hujan intensitas sedang hingga lebat masih akan terjadi dalam beberapa hari ke depan, terutama pada sore dan malam hari.
Wilayah Sulsel bagian utara serta sebagian Sulsel bagian selatan seperti Kabupaten Bantaeng, Bulukumba, dan Sinjai diperkirakan turut terdampak.
“Fenomena MJO beberapa hari ke depan masih terjadi di Indonesia, dan terus menjauhi wilayah Indonesia ke wilayah timur. Saat MJO melintasi wilayah Indonesia itu akan ada peningkatan curah hujan,” terang BMKG.
Imbauan Kewaspadaan dan Mitigasi Bencana Hidrometeorologi
MJO merupakan gelombang atau osilasi non-musiman di lapisan troposfer yang bergerak dari barat ke timur dan berlangsung dalam periode 30–60 hari.
Fenomena ini memiliki pengaruh besar terhadap anomali curah hujan di wilayah yang dilaluinya.
BMKG meminta masyarakat dan pemerintah daerah, khususnya di Sulsel bagian utara dan barat, agar meningkatkan kewaspadaan menghadapi cuaca ekstrem.
Wilayah tersebut akan segera memasuki musim hujan dengan puncaknya diprediksi terjadi pada Desember 2025.
Langkah-langkah mitigasi bencana pun dinilai penting dilakukan sejak dini.
“Perlu melakukan langkah-langkah mitigasi seperti membersihkan gorong-gorong, memotong pohon yang sudah rindang sehingga bencana hidrometeorologi seperti banjir, pohon tumbang, dan tanah longsor bisa terhindarkan,” imbau BMKG.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf









