billboard mobile
Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Generasi Z Dijuluki "Generasi QRIS", Jadi Penggerak Utama Ekonomi Digital Nasional

Oleh Aditya Yohan
SHARE   :

Generasi Z Dijuluki "Generasi QRIS", Jadi Penggerak Utama Ekonomi Digital Nasional
Foto: (Sumber: Sejumlah peserta gen Z membayar menggunakan sistem Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) saat mengikuti QRIS Jelajah Budaya Indonesia di Kota Pekalongan, Kota Pekalongan, Jawa Tengah, Sabtu (23/8/2025).ANTARA FOTO/Harviyan Perdana Putra/bar.)

Pantau - Generasi Z kini dijuluki sebagai "Generasi QRIS" karena perannya yang dominan dalam mendorong adopsi sistem pembayaran digital di Indonesia, sekaligus menjadi wajah masa depan ekonomi digital nasional.

QRIS Jadi Gaya Hidup Digital dan Identitas Sosial Baru

Lahir antara tahun 1997 hingga 2012, Generasi Z terbiasa hidup dengan teknologi dan membayar tanpa uang tunai.

Kebiasaan seperti membuka aplikasi di ponsel, memindai kode QR, lalu menerima notifikasi “transaksi berhasil” telah menjadi hal yang umum, bahkan hingga ke warung kopi di daerah.

QRIS atau Quick Response Code Indonesian Standard merupakan sistem pembayaran digital yang disatukan dalam satu standar nasional oleh Bank Indonesia sejak tahun 2019.

Sebelum QRIS, penyedia layanan memiliki kode QR masing-masing, yang menyulitkan konsumen dan pelaku usaha.

Dengan QRIS, satu kode bisa menerima pembayaran dari berbagai aplikasi dan bank tanpa perlu biaya tambahan atau sistem yang rumit.

QRIS bukan sekadar inovasi teknologi, tetapi merupakan bentuk nyata dari transformasi keuangan nasional.

Sistem ini menjembatani pelaku usaha mikro dengan sistem keuangan formal, mempercepat transaksi ekonomi, dan memperkuat basis pajak digital.

Kini, QRIS telah menjadi simbol efisiensi, modernitas, dan interaksi nirkontak yang mencerminkan identitas sosial generasi muda.

Nilai Transaksi Meningkat Tajam, UMKM Jadi Tulang Punggung

Pada Semester I 2025, nilai transaksi QRIS mencapai Rp579 triliun dengan volume 6,05 miliar transaksi—hampir dua kali lipat dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Data Bank Indonesia mencatat bahwa lebih dari 93% merchant QRIS merupakan pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), termasuk pedagang kecil, warung, kios, dan pasar tradisional.

Hal ini menunjukkan bahwa adopsi QRIS telah merambah hingga sektor ekonomi akar rumput, tidak hanya di kalangan masyarakat urban.

Pada Januari 2025 saja, nilai transaksi QRIS tercatat Rp80,88 triliun, naik signifikan dari tahun sebelumnya.

Total nilai transaksi pada kuartal pertama 2025 mencapai Rp262,1 triliun, meningkat sekitar 150% dibandingkan kuartal pertama 2024 yang hanya sebesar Rp105 triliun.

Peningkatan ini menegaskan bahwa digitalisasi sistem pembayaran bukan sekadar tren, melainkan telah menjadi bagian dari denyut nadi ekonomi nasional.

QRIS kini berperan sebagai infrastruktur sosial-ekonomi yang menghubungkan jutaan pelaku usaha dengan jutaan konsumen di seluruh Indonesia.

Penulis :
Aditya Yohan