billboard mobile
Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Wamenhut Minta Siapkan Strategi Hadapi Siklus Karhutla 2027 dan Potensi El Nino

Oleh Ahmad Yusuf
SHARE   :

Wamenhut Minta Siapkan Strategi Hadapi Siklus Karhutla 2027 dan Potensi El Nino
Foto: (Sumber: Wamenhut Rohmat Marzuki (tengah) dalam peninjauan Posko Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan (Dalkarhut) dan Intelligence Center Direktorat Jenderal Penegakan Hukum Kehutanan di Jakarta, Jumat (31/10/2025) ANTARA/HO-Kemenhut.)

Pantau - Wakil Menteri Kehutanan (Wamenhut) Rohmat Marzuki meminta jajaran Kementerian Kehutanan (Kemenhut) untuk menyiapkan strategi menghadapi siklus kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang diperkirakan akan meningkat pada tahun 2027.

Antisipasi Dini Hadapi El Nino dan Risiko Kebakaran

Langkah ini dilakukan untuk mengantisipasi potensi terjadinya fenomena El Nino yang dapat meningkatkan risiko kebakaran hutan dan lahan di berbagai wilayah Indonesia.

“Kita punya waktu setahun untuk memperkuat antisipasi. Petakan lokasi rawan, ketersediaan air, dan penyebab kebakaran sejak sekarang agar langkah intervensinya lebih tepat,” ujar Wamenhut Rohmat Marzuki dari Jakarta, Sabtu.

Ia menegaskan bahwa strategi pencegahan harus dipersiapkan secara matang karena fenomena El Nino dapat menyebabkan berkurangnya curah hujan dan secara langsung berhubungan dengan meningkatnya potensi karhutla.

“Tahun 2027 akan menjadi ujian besar bagi kita semua. Pengendalian karhutla merupakan tanggung jawab seluruh jajaran Kemenhut,” tambahnya.

Sejumlah pakar iklim juga memperingatkan bahwa El Nino berpotensi kembali terjadi pada 2027, sehingga langkah mitigasi perlu dilakukan sejak dini.

Penguatan Koordinasi dan Peran Masyarakat Peduli Api

Wamenhut menekankan pentingnya identifikasi penyebab karhutla di setiap wilayah, termasuk faktor sosial ekonomi dan kemungkinan pembakaran lahan yang disengaja.

Hasil analisis penyebab tersebut, katanya, dapat menjadi dasar untuk menentukan kebijakan pencegahan dan mengajukan dukungan kepada pemerintah daerah.

Setelah meninjau Posko Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan (Dalkarhut) serta Intelligence Center Direktorat Jenderal Penegakan Hukum Kehutanan di Jakarta pada Jumat (31/10), ia juga mendorong adanya koordinasi lintas direktorat.

Ia meminta penguatan kerja sama dengan Direktorat Jenderal Pengelolaan DAS dan Rehabilitasi Hutan untuk pembangunan embung kecil di lokasi rawan karhutla sebagai sumber air alternatif.

“Kita perlu memperkuat kapasitas dan jumlah MPA, terutama di kawasan yang selama ini rawan karhutla,” ujar Wamenhut, menyoroti pentingnya optimalisasi peran Masyarakat Peduli Api (MPA) dalam patroli dan sosialisasi di lapangan.

Informasi dari pasukan lapangan seperti Manggala Agni dan MPA juga diminta untuk dikumpulkan secara rutin guna menentukan lokasi patroli dan sosialisasi yang paling tepat.

Berdasarkan data Kemenhut, luas hutan dan lahan yang terbakar secara nasional berhasil ditekan dari 376 ribu hektare pada 2024 menjadi 213 ribu hektare pada 2025.

Penurunan ini sangat signifikan dibandingkan puncak karhutla pada 2015 yang mencapai 2,61 juta hektare dan pada 2019 seluas 1,64 juta hektare.

Untuk tahun 2025, karhutla di lahan gambut tercatat seluas 24.212 hektare, sementara di lahan mineral mencapai 189.772 hektare.

Salah satu langkah pemadaman yang telah dilakukan adalah menggunakan helikopter waterbombing untuk memadamkan tiga titik karhutla di Riau.

Penulis :
Ahmad Yusuf