
Pantau - Sebanyak 24 perusahaan diumumkan lolos ke dalam Daftar Penyedia Terseleksi (DPT) untuk proyek Waste to Energy (WTE) tahap pertama oleh BPI Danantara Indonesia melalui PT Danantara Investment Management (Persero), menandai dimulainya proses tender pada 6 November 2025.
Mayoritas Perusahaan Asing Wajib Gandeng Mitra Lokal
Dari 24 perusahaan yang lolos, mayoritas merupakan perusahaan asing yang diwajibkan membentuk konsorsium dengan mitra lokal seperti BUMN, BUMD, atau perusahaan swasta nasional sebelum mengikuti proses lelang.
"Dari 24 DPT ini, kita minta untuk ber-partner, membuat konsorsium dengan pemain lokal, pemain swasta, dengan BUMN, atau dengan BUMD. Mereka akan melakukan bid masing-masing," ungkap pihak Danantara.
Setiap konsorsium akan bersaing untuk menjadi pengembang dan pengelola Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSA) di masing-masing kota yang ditunjuk.
Tujuh kota yang akan menjadi lokasi pelaksanaan tahap pertama adalah Bali, Bogor, Bekasi, Yogyakarta, Tangerang, Semarang, dan Medan.
Wilayah yang diprioritaskan dalam proyek ini adalah daerah yang telah menyiapkan lahan minimal lima hektare, memiliki kapasitas sampah lebih dari 1.000 ton per hari, serta memiliki dukungan logistik dan infrastruktur pengangkutan yang memadai.
Transfer Teknologi Jadi Target Utama
Menurut Stefanus Ade dari pihak Danantara, batch pertama proyek ini sengaja dirancang untuk dilaksanakan secara cepat dan melibatkan perusahaan global yang telah berpengalaman di sektor waste to energy.
"Kita ajak pemain global yang memang punya pengalaman. Jadi kita yakin, begitu kita eksekusi, bisa eksekusi dengan benar," ia mengungkapkan.
Pembentukan konsorsium ini diharapkan dapat menciptakan alih pengetahuan dan teknologi dari mitra asing ke mitra lokal.
Danantara menargetkan agar perusahaan-perusahaan lokal bisa ikut serta dan mengembangkan kapasitasnya dalam proyek-proyek serupa di masa depan.
Proyek ini juga merupakan bagian dari implementasi Peraturan Presiden Nomor 109 Tahun 2025 tentang Penanganan Sampah Perkotaan yang memberi mandat kepada Danantara untuk menunjuk Badan Usaha Pengembang dan Pengelola Pengolah Sampah Berbasis Teknologi Ramah Lingkungan Menjadi Energi Listrik (BUPP PSEL).
Danantara juga ditugaskan untuk melakukan investasi dengan mempertimbangkan kelayakan komersial, kelayakan finansial, dan manajemen risiko.
PT PLN (Persero) akan bertugas membeli listrik yang dihasilkan oleh fasilitas PSEL tersebut.
Investasi untuk setiap fasilitas PLTSA diperkirakan mencapai Rp2,5 hingga Rp3,2 triliun, dengan kapasitas listrik terpasang antara 16 hingga 20 megawatt.
Danantara menargetkan seluruh proses tender tahap pertama rampung secepatnya agar pembangunan bisa dimulai pada kuartal I tahun 2026.
Proyek serupa akan diperluas secara bertahap hingga mencakup lebih dari 30 kota di Indonesia.
Daftar 24 Penyedia Terseleksi (DPT)
- Mitsubishi Heavy Industries Environmental & Chemical Engineering
- ITOCHU Corporation
- China Everbright Environment Group Limited
- Kanadevia Corporation
- PT MCC Technology Indonesia (MCC)
- China National Environmental Protection Group Co., Ltd (CECEP)
- GCL Intelligent Energy (Suzhou) Co., Ltd.
- Chongqing Sanfeng Environment Group Corp., Ltd
- Dynagreen Environmental Protection Group Co., Ltd
- SUS Indonesia Holding Limited
- Veolia Environmental Services Asia Pte. Ltd
- Hunan Construction Engineering Group Co., Ltd
- CEVIA Enviro Inc.
- China Conch Venture Holding Limited
- China TianYing Inc
- PT Jinjiang Environment Indonesia
- Wangneng Environment Co., Ltd
- Zhejiang Weiming Environment Protection Co., Ltd
- Beijing China Sciences Runyu Environmental Technology Co., Ltd. (CSET)
- Tianjin TEDA Environmental Protection Co., Ltd
- Grandblue Environment Co., Ltd
- Beijing GeoEnviron Engineering & Technology, Inc
- Wuhan Tianyuan Group Co., Ltd
- QiaoYin City Management Co., Ltd
- Penulis :
- Leon Weldrick








