Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Jakarta Timur Bangun Tangki Septik Terintegrasi Biogas, Wujud Kota Sehat dan Mandiri Energi

Oleh Ahmad Yusuf
SHARE   :

Jakarta Timur Bangun Tangki Septik Terintegrasi Biogas, Wujud Kota Sehat dan Mandiri Energi
Foto: (Sumber: Ketua Umum Relawan Kesehatan (Rekan) Indonesia Agung Nugroho. ANTARA/HO-Rekan..)

Pantau - Ketua Umum Relawan Kesehatan (Rekan) Indonesia, Agung Nugroho, mengapresiasi langkah Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Timur dalam membangun tangki septik komunal terintegrasi dengan biogas sebagai solusi inovatif yang menyentuh langsung kebutuhan dasar masyarakat.

Inovasi Sanitasi dan Energi Ramah Lingkungan

Agung menyebut program ini berhasil memadukan tiga tujuan utama secara bersamaan: kesehatan lingkungan, kemandirian energi, dan peningkatan ekonomi keluarga.

"Program ini menyentuh kebutuhan dasar warga. Mereka tidak hanya mendapatkan sanitasi yang layak, tapi juga energi murah dari biogas," ujarnya pada Senin (3/11/2025).

Melalui sistem tangki septik komunal yang terintegrasi dengan biogas, warga tidak hanya menikmati lingkungan yang lebih sehat, tetapi juga memperoleh sumber energi bersih yang bisa langsung digunakan di dapur rumah sebagai pengganti gas elpiji.

Rata-rata keluarga dapat menghemat antara Rp150.000 hingga Rp200.000 per bulan, yang bisa dialihkan untuk kebutuhan penting lain seperti pendidikan dan gizi anak.

Program ini merupakan bagian dari kebijakan Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung untuk mempercepat penyelesaian masalah kesehatan lingkungan, khususnya di wilayah padat penduduk.

Pemerintah Kota Jakarta Timur bergerak cepat menindaklanjuti kebijakan tersebut dengan pendekatan berbasis inovasi, kolaborasi, dan efisiensi anggaran.

921 KK Terlibat, Distribusi Biogas Dimulai September 2025

Pembangunan tangki septik komunal dan sistem biogas dilakukan di 10 kelurahan:

  • Bidara Cina
  • Rawa Bunga
  • Pekayon
  • Pinang Ranti
  • Kampung Rambutan
  • Penggilingan
  • Kayu Manis
  • Cipinang
  • Cipinang Melayu
  • Klender

Program ini menargetkan manfaat langsung bagi 921 kepala keluarga atau sekitar 2.936 jiwa.

Sistem ini bekerja dengan mengolah limbah domestik menjadi gas metana yang kemudian disalurkan ke rumah warga.

Hasilnya adalah penurunan pengeluaran rumah tangga, lingkungan yang lebih bersih, serta udara yang tidak tercemar bau.

Dari sisi kesehatan, sistem tangki septik tertutup juga mampu menekan pencemaran air tanah dan menurunkan risiko penyakit berbasis lingkungan seperti diare, tifus, dan infeksi kulit.

"Lingkungan jadi lebih bersih, air tanah lebih aman, dan udara pun tidak tercemar. Ini contoh nyata pembangunan yang menyehatkan rakyat," jelas Agung.

Dibiayai Tanpa Bebani APBD, Jadi Model Kota Berbasis Kolaborasi

Menariknya, seluruh pembangunan ini tidak membebani Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), melainkan dibiayai melalui:

  • Dukungan sektor swasta
  • Komunitas warga
  • Lembaga sosial
  • Skema corporate social responsibility (CSR)
  • Partisipasi masyarakat

"Kolaborasi ini adalah kunci. Pemerintah mengoordinasi, swasta mendukung dengan pendanaan dan teknologi, warga terlibat dalam pengelolaan. Hasilnya, kota menjadi bersih tanpa harus menambah beban anggaran," ungkap Agung.

Pemerintah Kota Jakarta Timur menargetkan seluruh fasilitas tangki septik komunal selesai pada Agustus 2025, dan distribusi biogas ke rumah warga dijadwalkan dimulai pada September 2025.

Program ini menjadikan Jakarta Timur sebagai contoh nyata kebijakan lokal yang mampu memberikan solusi global, mulai dari pengelolaan limbah, pengurangan emisi, hingga penguatan ketahanan energi rumah tangga.

"Jakarta Timur sudah menunjukkan arah baru pembangunan kota sehat kolaboratif, efisien, dan berpihak kepada rakyat," tutup Agung.

Penulis :
Ahmad Yusuf