
Pantau - Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung Wibowo, memerintahkan seluruh jajarannya untuk siaga penuh menghadapi curah hujan tinggi hingga sangat tinggi yang diprakirakan terjadi sejak awal November 2025 hingga Februari 2026.
Jakarta disebut sebagai wilayah dataran rendah yang berada di muara sungai, dengan sistem air terdiri atas 13 sungai, 2 kanal, dan 2 floodway yang seluruhnya bermuara ke utara dan rentan terhadap banjir musiman.
"Sebagian besar wilayahnya berada di bawah permukaan air laut. Dengan beberapa titik cekungan, setiap musim penghujan kita dihadapkan pada risiko genangan dan banjir," ujar Pramono.
Selain hujan lokal, ia mengingatkan bahwa limpasan air dari Bogor, Depok, dan Puncak juga diperkirakan meningkat, dengan curah hujan lebih dari 500 mm per bulan.
Fenomena pasang maksimum air laut yang bertepatan dengan bulan purnama dan perigee pun berpotensi menimbulkan banjir rob di kawasan pesisir utara Jakarta.
Langkah Antisipasi: Pengerukan, Pompa, dan Pendekatan Berbasis Alam
Untuk menghadapi potensi bencana ini, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah menyiapkan sejumlah langkah strategis:
Pengerukan dilakukan di 1.803 titik sungai dan waduk, dengan total volume pengerukan mencapai 721.243 meter kubik.
Pengoperasian 560 pompa stasioner di 191 lokasi dan 627 pompa mobile tersebar di lima wilayah administrasi.
Dukungan logistik berupa 258 ekskavator, 449 dump truck, dan berbagai sarana lain disiagakan.
7 rumah pompa dan pintu air disiapkan khusus untuk mengantisipasi banjir rob di wilayah pesisir.
Selain pendekatan teknis, Jakarta mulai menerapkan nature-based solution, seperti pembangunan waduk, situ, dan embung, serta penebangan dan penopingan 62.161 pohon tua yang berisiko tumbang saat hujan dan angin kencang.
Disiapkan pula pasukan pelangi, yaitu tim lintas dinas yang bertugas melakukan:
- Pemantauan lapangan secara berkala
 - Penanganan cepat terhadap potensi banjir
 - Sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat terkait cuaca ekstrem
 
Pramono menegaskan bahwa kesiapsiagaan tidak hanya bergantung pada alat dan logistik, tetapi juga komitmen dan kerja kolaboratif antarinstansi.
"Untuk itu saya meminta agar dilakukan peremajaan pohon tua di titik-titik rawan. Optimalkan seluruh sumber daya untuk penopingan, pembersihan, dan perapihan pohon. Pastikan semua pompa dan pintu air berfungsi optimal serta kondisi siap untuk beroperasi," tegasnya.
- Penulis :
 - Aditya Yohan
 







