Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Bulog Perkuat Rantai Pasok Beras Nasional Lewat Tiga Pola Kemitraan Pertanian

Oleh Arian Mesa
SHARE   :

Bulog Perkuat Rantai Pasok Beras Nasional Lewat Tiga Pola Kemitraan Pertanian
Foto: Direktur Pengadaan Perum Bulog Prihasto Setyanto memberi sambutan dalam kegiatan panen padi di lahan budi daya Mitra Tani Perum Bulog di Kabupaten Karawang, Jawa Barat, Selasa 4/11/2025 (sumber: ANTARA/Harianto)

Pantau - Perum Bulog menerapkan tiga pola kemitraan pertanian guna memperkuat rantai pasok beras nasional sekaligus mendorong kemandirian pangan di Indonesia.

Tiga Skema Kemitraan: Sinergis, Makmur BUMN, dan Mandiri

Direktur Pengadaan Perum Bulog, Prihasto Setyanto, menjelaskan bahwa pola kemitraan sinergis telah mulai dijalankan sejak tahun 2024.

Pola kemitraan ini telah mencakup lahan seluas 2.826 hektare yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia.

"Ini tersebar di beberapa daerah di Indonesia. Kemitraan sinergis ini kita bermitra dengan petani. Jadi lahannya memang lahan petani," ungkapnya.

Daerah yang terlibat dalam pola ini antara lain Lebak, Klaten, Banyuwangi, Palopo, Indramayu, Merauke, Cirebon, Sumedang, Grobogan, dan Sukoharjo.

Hasil dari musim tanam pertama mencapai 14.236 ton gabah dan seluruhnya telah diserap oleh Bulog.

"Sudah menghasilkan gabah sebanyak 14.236 ton di musim tanam pertama. Yang musim tanam kedua, sedang berlanjut," ia mengungkapkan.

Dalam skema ini, Bulog membiayai seluruh kebutuhan sarana produksi petani dan bertindak sebagai off-taker saat panen tiba.

"Alhamdulillah, dari kemitraan sinergis ini semua konsep kerja samanya sudah berjalan dan dalam hal ini Bulog masih tetap diuntungkan dengan kemitraan sinergis ini," ujarnya.

Pola kedua yaitu Program Makmur BUMN, dijalankan bersama PT Pupuk Indonesia dan beberapa BUMN lainnya.

Lahan yang terlibat dalam program ini mencapai 3.757 hektare dan memanfaatkan aset milik BUMN yang dikelola bersama petani.

"Bekerja sama dengan Pupuk Indonesia, dengan BUMN lain, lahan-lahan yang tadinya milik BUMN dikerjasamakan dengan petani. Jadi, Bulog fungsinya sebagai off-taker di dalam kegiatan pola ini," jelasnya.

Pertanian Mandiri Bulog dan Dukungan Teknologi Modern

Pola ketiga adalah pola mandiri, yaitu kegiatan pertanian yang dilakukan di atas aset lahan milik Perum Bulog.

Lahan-lahan tersebut terletak di Kepuh, Cikalong, Marunda, dan Cibitung, dengan total luas lebih dari 60 hektare.

Hasil panen di Kepuh menunjukkan peningkatan yang signifikan dari sebelumnya 4,3 ton menjadi 7,2 ton per hektare.

Peningkatan ini dicapai melalui penerapan teknologi dan sistem budidaya modern.

Bulog menggunakan benih unggul dari Balai Besar Tanaman Padi dalam kegiatan ini.

Pemupukan dilakukan secara efisien dan tepat waktu dengan menggunakan drone, bekerja sama dengan Pupuk Indonesia.

Skema penyerapan gabah dilakukan secara fleksibel: melalui public service obligation (PSO) untuk harga di bawah Rp6.500 per kg dan skema komersial untuk harga di atas Rp6.500 per kg.

Dengan pendekatan ini, keseimbangan antara efisiensi dan keuntungan petani tetap terjaga.

Bulog terus mendorong peningkatan produktivitas dan efisiensi pertanian melalui pendekatan kolaboratif dan berbasis inovasi.

"Jadi teman-teman dari PMO (project management office) Mitra Tani Bulog, selama lokasinya ada, lahannya clear and clean, tidak bermasalah dengan masyarakat yang ada di sekitar sana, kita akan garap untuk memberikan satu produksi yang kita hasilkan untuk Perum Bulog," pungkasnya.

Penulis :
Arian Mesa