
Pantau - Perum Bulog memanfaatkan aset lahan milik perusahaan untuk meningkatkan produksi padi berkualitas sebagai bagian dari strategi mendukung ketahanan dan kemandirian pangan nasional.
Rata-rata hasil panen dari lahan pertanian yang dikelola langsung mencapai 7,2 ton gabah per hektare, menunjukkan keberhasilan pendekatan budidaya modern yang diterapkan.
Wakil Direktur Utama Perum Bulog, Marga Taufiq, menyatakan bahwa langkah ini merupakan bagian dari integrasi antara sektor hulu dan hilir dalam sistem pertanian nasional.
"Kami berusaha ketika kita melakukan hilirisasi, itu di hulu juga harus bagus. Maka Bulog berinisiatif menggandeng para mitra, juga dari akademisi untuk memberikan satu proses budidaya yang benar-benar bisa menghasilkan produksi yang bagus," ungkapnya.
Strategi Budidaya Modern dan Kolaborasi Lintas Sektor
Pemanfaatan lahan seluas lima hektare dengan hasil panen 7,2 ton per hektare merupakan bukti keberhasilan metode budidaya yang diterapkan.
Pendekatan ini mengintegrasikan teknologi pertanian modern, seperti penggunaan drone untuk pemupukan yang efisien, serta kolaborasi dengan PT Pupuk Indonesia Holding Company (PIHC) untuk memastikan metode pemupukan yang tepat guna.
Bulog juga melibatkan akademisi, konsultan, dan petani lokal dalam pengelolaan pertanian untuk mendukung produktivitas yang berkelanjutan.
Varietas padi yang ditanam adalah Inpari 32, varietas unggul yang tahan terhadap kondisi lingkungan dan memiliki potensi hasil tinggi.
Peningkatan produksi dari 4,4 ton menjadi 7,2 ton per hektare pada musim tanam kedua membuktikan efektivitas penggunaan teknologi dan manajemen budidaya yang terencana.
Project Management Office (PMO) Mitra Tani Bulog memegang peran penting dalam pengawasan dan pelaksanaan kegiatan pertanian ini.
Ekspansi Nasional dan Tiga Pola Kemitraan Pertanian
Bulog saat ini mengelola langsung lahan seluas sekitar 25 hektare dari total 110 hektare aset di Pulau Jawa yang telah berstatus clear and clean, dan akan memperluas penerapan model budidaya ini ke wilayah lain di dalam dan luar Pulau Jawa.
Direktur Pengadaan Perum Bulog, Prihasto Setyanto, menyatakan bahwa perusahaan mengoptimalkan lahan BUMN pangan untuk budidaya padi secara mandiri sebagai bagian dari upaya memperkuat ketahanan pangan nasional.
Selain itu, Bulog menjalankan tiga pola kemitraan pertanian untuk memperluas jangkauan produksi:
- Kemitraan sinergis dengan petani
 - Program Makmur bersama BUMN lain
 - Pengelolaan langsung atas aset perusahaan
 
Tujuan dari ketiga pola ini adalah menciptakan sistem produksi yang menguntungkan semua pihak dan meningkatkan kesejahteraan petani.
Saat ini, total lahan yang dikelola melalui berbagai model kemitraan mencapai sekitar 6.000 hektare secara nasional.
Bulog berharap metode dan pola kemitraan yang telah terbukti berhasil ini dapat diterapkan lebih luas untuk mendukung produktivitas dan keberlanjutan pertanian di Indonesia.
- Penulis :
 - Arian Mesa
 







