
Pantau - Pemerintah mengintensifkan pelaksanaan Program Makan Bergizi (MBG) di berbagai daerah di Papua sebagai langkah konkret mempercepat perbaikan gizi anak dan menurunkan angka stunting di wilayah tersebut.
Program ini merupakan hasil kolaborasi lintas sektor antara pemerintah daerah, lembaga pendidikan, dan masyarakat, dengan tujuan utama mewujudkan generasi emas Indonesia dari Papua pada tahun 2045.
Papua menjadi salah satu daerah prioritas nasional karena menghadapi tantangan gizi yang lebih berat dibandingkan wilayah lain di Indonesia.
Berdasarkan data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023, prevalensi stunting di Papua tercatat sebesar 28,6 persen, jauh di atas rata-rata nasional yang berada pada angka 21,5 persen.
Artinya, sekitar tiga dari sepuluh anak di Papua mengalami gangguan pertumbuhan akibat kekurangan gizi kronis.
Pendekatan Terpadu dan Berbasis Komunitas
Wakil Gubernur Papua, Aryoko Rumaropen, menekankan bahwa persoalan gizi di Papua sangat kompleks dan tidak bisa disederhanakan hanya sebagai akibat kurang makan.
"Persoalan gizi di Papua bersifat kompleks dan masalah tersebut bukan hanya akibat kurang makan, tapi juga karena pola asuh, penyakit, dan kondisi lingkungan. Karena itu pendekatannya harus terpadu dan lintas sektor," ungkapnya.
Perbaikan gizi di Papua dilakukan secara menyeluruh dan berkelanjutan dengan fokus pada penguatan kapasitas masyarakat.
Langkah-langkah ini mencakup pemenuhan standar keamanan pangan, penyusunan menu seimbang, serta pemantauan tumbuh kembang anak secara kolektif.
Selain di sekolah, pendekatan berbasis komunitas juga diterapkan melalui Dapur Pemberian Makanan Tambahan (PMT Dapur) yang dikelola oleh kader masyarakat.
Dapur ini fokus melayani kelompok rentan, seperti ibu hamil dan balita, dengan memanfaatkan bahan makanan lokal dari hasil kebun dan laut sebagai upaya menumbuhkan kemandirian dan keberlanjutan pangan.
Menu Lokal Bergizi dan Berbasis Budaya
Menu yang disajikan dalam program MBG dan PMT Dapur disesuaikan dengan budaya lokal namun tetap memenuhi prinsip gizi seimbang.
Beberapa contoh menu yang diberikan meliputi ikan kuah kuning dengan nasi atau umbi-umbian seperti singkong, serta lauk tambahan seperti tahu atau tempe.
Sayuran yang umum disajikan antara lain sayur lilim, kangkung, bunga pepaya, dan tumis kangkung untuk anak sekolah.
Menu lainnya termasuk olahan ikan asar menjadi ikan suir manis, pedas, atau manis pedas yang disandingkan dengan sayur kelor dan jagung muda.
Menu tambahan dari Sekolah Pangan dan Pertanian Gizi (SPPG) meliputi ikan mujair goreng, singkong (kasbi) atau ubi jalar (petatas), serta sayur labu siam.
Program ini tak hanya ditujukan untuk memperbaiki kondisi gizi anak-anak Papua, tetapi juga untuk memberdayakan masyarakat secara menyeluruh melalui pendekatan lokal yang berbasis budaya dan potensi daerah.
- Penulis :
- Aditya Yohan
- Editor :
- Aditya Yohan










