
Pantau - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menetapkan bahwa proyek normalisasi Kali Krukut di wilayah Petogogan, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan akan dimulai pada tahun 2026, dengan panjang pengerjaan mencapai 1,3 kilometer.
Normalisasi akan dilakukan dengan metode pelebaran badan sungai untuk mengembalikan fungsi aliran air yang selama ini terganggu akibat bangunan liar dan sedimentasi.
Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, menyatakan bahwa pihaknya telah memerintahkan Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta untuk segera mematangkan persiapan lokasi.
"Saya sudah menyampaikan kepada Kepala Dinas Sumber Daya Air DKI untuk segera mematangkan tempat ini 1,3 km. Kita akan lakukan normalisasi," ungkapnya.
Penetapan Lokasi dan Pembebasan Lahan Jadi Tahap Awal
Tahap awal proyek ini akan dimulai dengan penetapan lokasi (penlok) dan proses pembebasan lahan yang terdampak proyek normalisasi.
Gubernur Pramono menegaskan bahwa meskipun sungai-sungai di Jakarta berada dalam koordinasi Kementerian PUPR, pelaksanaan di lapangan tetap menjadi tanggung jawab pemerintah daerah.
"Sungai-sungai di Jakarta itu dalam koordinasi Kementerian PUPR. Tapi pelaksanaan di lapangannya kan menjadi tanggung jawab pemerintah Jakarta. Kami tidak bisa menunggu sampai dengan Kementerian PUPR melakukan normalisasi," ia mengungkapkan.
Ia juga menyoroti bahwa aliran air di Kali Krukut sudah tidak normal dan menyebabkan banjir di sejumlah titik, termasuk kawasan Kemang Village.
"Kalau tidak dilakukan (normalisasi), apapun yang kita buat misalnya dengan menggali dan mengeruk dan sebagainya tidak cukup. Kalau di sini (kawasan dekat Kali Krukut) banjir, maka Kemang Village dan sekitarnya pasti akan terdampak banjir. Karena airnya tidak bisa mengalir," ujarnya.
Kali Krukut dan Kali Mampang Jadi Prioritas Pengendalian Banjir
Selain Kali Krukut, proyek normalisasi juga akan dilakukan di Kali Mampang yang bermuara di belakang Museum Satria Mandala.
Kedua sungai ini menjadi prioritas utama dalam pengendalian banjir di wilayah Jakarta Selatan.
Pramono mengungkapkan bahwa rencana normalisasi ini sebenarnya sudah ada sejak masa kepemimpinan gubernur sebelumnya, namun belum pernah dijalankan secara nyata.
"Ketika zaman gubernur-gubernur yang sebelumnya sebenarnya sudah direncanakan, sudah diukur dan sebagainya. Tetapi tidak pernah dieksekusi. Mudah-mudahan saya gubernur yang mengeksekusi," katanya.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf
- Editor :
- Tria Dianti








