
Pantau - Menteri Perdagangan Budi Santoso mengungkapkan bahwa Indonesia akan melanjutkan negosiasi tarif resiprokal dengan Amerika Serikat pada pekan depan, meskipun tanggal pastinya belum ditentukan.
Ia menyatakan, "Minggu depan ya, kan mau dijadwalkan perundingan berikutnya ya," ungkapnya kepada awak media.
Negosiasi Dilakukan Bertahap, Tergantung Jadwal AS
Budi menjelaskan bahwa negosiasi tidak dilakukan setiap hari karena pihak Amerika Serikat juga tengah menjajaki perjanjian serupa dengan negara-negara lain.
"Rencananya sih waktu itu, minggu depan. Tapi tadi saya kebetulan dilapor, cuma belum dikasih tanggalnya. Maksudnya negosiasinya, nggak tiap hari kan. Karena mereka terjadwal mungkin dengan banyak negara," ia mengungkapkan.
Menurut Budi, proses penjadwalan negosiasi lanjutan sedang dikomunikasikan antarpihak.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut bahwa negosiasi tarif resiprokal tersebut telah memasuki tahap finalisasi.
Kesepakatan Disetujui Presiden, Tarif Turun ke 19 Persen
Airlangga menjelaskan bahwa prinsip kesepakatan (principle agreement) telah disetujui oleh Presiden Prabowo Subianto dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
"Sekarang, finalisasi perjanjian dengan Amerika Serikat yang principle agreement-nya sudah disetujui oleh Bapak Presiden Prabowo dan Presiden Trump," katanya.
Ia menambahkan bahwa saat ini pemerintah sedang melakukan penyusunan dokumen hukum atau legal drafting secara intensif untuk mempercepat proses perjanjian.
Airlangga berharap penyusunan dokumen hukum tersebut bisa selesai dalam waktu dekat.
Terkait komoditas yang akan mendapatkan pembebasan tarif, Airlangga menjelaskan bahwa prinsipnya adalah saling melengkapi antara komoditas yang bisa ditanam di Indonesia namun tidak dapat ditanam di Amerika Serikat, dan sebaliknya.
"Begitu juga sebaliknya. Artinya, seperti kelapa sawit, kakao, coklat, itu mereka memberikan tarif nol," ujarnya.
Sebagai hasil negosiasi, Presiden Donald Trump menetapkan tarif impor resiprokal untuk Indonesia sebesar 19 persen, turun dari sebelumnya yang mencapai 32 persen.
Finalisasi penurunan tarif ini merupakan hasil pembicaraan melalui sambungan telepon antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden Prabowo Subianto.
- Penulis :
- Leon Weldrick








