
Pantau - Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mencopot langsung dua pejabat Balai Besar Perakitan dan Modernisasi Pertanian (BRMP) Sukamandi, Subang, Jawa Barat, setelah menemukan 299 hektare dari total 300 hektare lahan negara disewakan kepada pihak luar dan hanya 1 hektare yang dikelola.
Sidak Temukan Penyalahgunaan Lahan Negara
Inspeksi mendadak dilakukan oleh Menteri Amran di lahan percobaan BRMP Tanaman Padi Sukamandi.
Dalam sidak tersebut, ia menyatakan bahwa hanya 1 hektare yang dimanfaatkan, sementara sisanya disewakan ke pihak lain.
"Saya temukan satu hektare yang dikelola, sementara 299 hektare disewakan. Mulai hari ini, lahan itu harus dikerjakan kembali. Kami beri waktu tiga bulan untuk membuktikan hasil," ungkapnya.
Sebagai bentuk ketegasan, Amran mencopot pejabat eselon II (direktur) dan eselon III yang bertanggung jawab.
"Ini tidak benar. Hari ini juga kami copot direkturnya dan eselon tiganya. SK-nya langsung saya serahkan di lapangan," ia mengungkapkan.
Ia menegaskan bahwa tindakan ini diambil untuk menjaga disiplin dan akuntabilitas internal di lingkungan Kementerian Pertanian.
"Kita ini punya teknologi, punya alat, punya sumber daya manusia, lahannya ada, tapi malah disewakan kepada orang. Ini tidak benar," tegasnya.
Fokus pada Produksi dan Distribusi Benih Unggul
Amran menginstruksikan agar seluruh lahan BRMP digunakan untuk pengembangan benih unggul, bukan kepentingan pribadi.
"Di lahan kita 300 hektare, tapi disewakan pada orang. Ini tidak benar," ujarnya.
Ia meminta seluruh BRMP di Indonesia menanam bibit unggul dengan teknologi terbaik agar menjadi contoh bagi petani.
"Kami minta seluruh BRMP se-Indonesia menanam bibit dan benih terbaik. Harus lebih baik dari pada lingkungannya. Gunakan teknologi terbaik. Jadilah contoh," tuturnya.
Ia juga menyatakan hasil panen dari BRMP seharusnya dibagikan secara gratis kepada masyarakat.
"Ini yang kami mau, karena BRMP ini ada di seluruh Indonesia. Harus jadi yang terdepan," katanya.
Model kerja cepat juga diperkenalkan oleh Amran dalam kepemimpinannya.
"Model baru sekarang, tidak perlu rapat lama-lama di kantor. SK dicopot atau diganti langsung di lapangan. Kalau saya temukan lagi kasus seperti ini, akan saya copot lagi," ujarnya.
Meskipun bersikap tegas, ia tetap memberikan apresiasi atas pencapaian sektor pertanian dalam setahun terakhir.
Amran menyatakan rasa syukurnya atas tercapainya swasembada pangan hanya dalam satu tahun, melampaui target empat tahun.
Keberhasilan tersebut berdampak pada kontribusi sektor pertanian terhadap PDB dan rekor tertinggi stok beras Bulog.
"Bahkan FAO memberikan pengakuan dan penghargaan kepada Indonesia. (Sehingga) ada yang salah, kita perbaiki. Tapi jangan biarkan pelanggaran sekecil apa pun menggerogoti amanah rakyat. Ini kepercayaan besar dari rakyat kepada kita," ungkapnya.
Ia menegaskan bahwa keberhasilan tersebut adalah hasil kerja kolektif seluruh elemen bangsa.
"Swasembada ini bukan karena saya, tapi karena kita semua, termasuk teman-teman media, TNI, Polri, kejaksaan, gubernur, bupati, camat, kepala desa, PPL, semuanya. Ini hasil kerja kolektif atas gagasan besar Bapak Presiden," pungkasnya.
- Penulis :
- Shila Glorya








