
Pantau - Wakil Menteri Dalam Negeri Ribka Haluk menyatakan bahwa Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Bali memiliki peran strategis dalam menyukseskan program nasional pengendalian inflasi.
Peran TPID dan Kondisi Inflasi Bali
Ribka menilai TPID Bali berkontribusi menjaga stabilitas inflasi terutama menjelang Hari Raya Galungan, Kuningan, Natal, dan Tahun Baru.
Ia mengapresiasi capaian inflasi Bali yang berada pada level 2,61 persen sesuai target pemerintah yaitu 2,5 persen plus minus 1 persen.
Ribka mengatakan, “Inflasi Bali 2,61 [persen], ini sangat-sangat aman. Kalau nasional tadi dua sekian sampai tiga ya, Bali 2,61 (persen). Ini luar biasa sekali, ini sudah terjaga aman, dengan terjaganya 2,61 (persen), semua pelaku ekonomi ini [terjaga], baik sebagai konsumen, maupun pelaku ekonomi,” ungkapnya.
Pernyataan tersebut disampaikan dalam High Level Meeting TPID Provinsi Bali yang digelar menjelang hari-hari besar keagamaan di Ruang Tirta Gangga, Kantor Perwakilan BI Provinsi Bali, Denpasar.
Ribka meminta pemerintah daerah memperhatikan Indeks Perkembangan Harga, terutama pada komoditas penyumbang inflasi seperti bawang putih, bawang merah, dan udang.
Ia menilai Bali memiliki potensi besar di sektor pertanian sehingga distribusi komoditas dapat dijaga lebih baik.
Dorongan Penguatan Ekonomi Daerah
Ribka berharap inflasi Bali tetap terkendali sekaligus mampu mendorong pertumbuhan ekonomi daerah.
Ia menyampaikan, “Kita terus juga tingkatkan (potensi) selain sektor pariwisata, tetapi juga mungkin di pertanian, perikanan, atau sektor lain, Pak Gubernur. Ini perlu kita tingkatkan juga, itu akan lebih baik lagi supaya (meningkatkan) pertumbuhan ekonomi,” ujarnya.
Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi nasional mencapai 8 persen dalam lima tahun ke depan sehingga kontribusi daerah dinilai sangat penting.
Ribka menjelaskan adanya dua mesin penggerak ekonomi daerah yaitu birokrasi pemerintahan dan sektor swasta.
Ia mengatakan, “Artinya dari mesin birokrasinya, kemudian mesin swasta, kemudian mempermudah iklim investasi ini juga sangat penting sekali, Pak Gubernur, supaya pertumbuhan ekonomi itu bisa terjaga dengan baik,” ungkapnya.
Ribka mengingatkan Provinsi Bali mengenai realisasi APBD yang mencatat pendapatan 86 persen tetapi belanja baru 65 persen pada November.
Ia menegaskan, “Tolong nanti Pak Sekda digenjot (realisasi belanjanya), juga para kepala SKPD-nya (diingatkan). Apakah ini realisasi masih ada di 65 [persen], karena tadi, Bali luar biasa pendapatannya cukup tinggi walaupun hanya dari sektor pariwisata. Tetapi, belanjanya harus kita percepat,” ujarnya.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf








