
Pantau - Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI), Mukhtarudin, mengungkapkan bahwa saat ini terdapat sekitar 352.000 lowongan kerja luar negeri, namun Indonesia baru mampu mengisi sekitar 19 hingga 20 persen dari total kebutuhan tersebut.
Menurut Mukhtarudin, tingginya permintaan tenaga kerja di luar negeri belum sejalan dengan kesiapan sumber daya manusia (SDM) dalam negeri.
"Jadi, sebenarnya banyak ya, permintaan tinggi. Sekarang aja ada 352.000 lowongan luar negeri. Kita baru isi 20 persen yang kita bisa penuhi. Masih ada 80 persen lagi kurang lebih yang belum ada suplai-nya," ungkapnya.
Ia menambahkan bahwa pemerintah sedang menyiapkan strategi untuk meningkatkan kualitas SDM agar mampu bersaing di pasar global, salah satunya melalui program SMK Go Global.
Fokus Pemerintah Tingkatkan Kompetensi Tenaga Kerja
Mukhtarudin menegaskan bahwa pada tahun mendatang, fokus utama pemerintah adalah peningkatan kapasitas dan kompetensi tenaga kerja, khususnya lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
Program SMK Go Global diharapkan mampu mencetak lulusan yang tidak hanya siap bekerja, tetapi juga memiliki standar keterampilan dan bahasa asing sesuai negara tujuan.
"Katakanlah kalau dia ada 300 ribu (lowongan), ya kita mungkin bisa mengisi paling nggak dari job demand yang kita miliki paling nggak di 80 persen. Ini kan baru 20 persen," ujarnya.
Selain itu, pemerintah juga mendorong pengiriman tenaga kerja di sektor-sektor profesional dengan tingkat keahlian menengah hingga tinggi.
"Artinya, yang middle, high skill untuk yang ke depan kita dorong ke negara-negara lain," ia mengungkapkan.
Pembekalan Bahasa Asing dan Fasilitasi Pelatihan
Menteri Koordinator Pemberdayaan Masyarakat (Menko PM), Muhaimin Iskandar, menyatakan bahwa siswa SMK yang tergabung dalam program SMK Go Global akan dibekali kemampuan bahasa asing sejak dini.
"Sejak dini, kelas-kelas yang memang dipersiapkan untuk bekerja di luar negeri kita minta mengadopsi standar minimum kapasitas kompetensi bahasa yang disyaratkan," jelasnya.
Sebagai contoh, siswa yang diproyeksikan bekerja di Jepang harus mempelajari bahasa Jepang hingga standar N4 agar dapat memenuhi kualifikasi minimum.
Pemerintah juga akan memfasilitasi pelatihan melalui Kementerian P2MI yang mencakup peningkatan kemampuan bahasa, penguatan keterampilan kerja, dan pemenuhan standar kompetensi sesuai kebutuhan negara tujuan.
Langkah ini diambil agar calon pekerja migran Indonesia memiliki daya saing tinggi dan dapat memenuhi permintaan kerja global yang terus meningkat.
- Penulis :
- Shila Glorya








