
Pantau - Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) menargetkan ekspor sebesar enam miliar dolar AS per tahun dari sektor mebel dan kerajinan pada tahun 2030 melalui penguatan kualitas sumber daya manusia (SDM) berbasis sertifikasi.
Ketua Umum HIMKI, Abdul Sobur, menegaskan pentingnya fondasi SDM yang kuat sebagai kunci utama peningkatan daya saing industri mebel dan kerajinan nasional.
Ia menyatakan bahwa sertifikasi profesi yang relevan, mutakhir, dan sesuai kebutuhan pasar merupakan langkah transformasi menyeluruh yang tidak bisa dihindari.
"Kita butuh budaya praktik, portofolio nyata, dan sertifikasi profesi. Itulah jembatan menuju daya saing global," ungkapnya.
Kolaborasi dengan Dunia Akademik
HIMKI menggandeng lembaga akademik seperti Universitas Tarumanagara untuk memperkuat sistem sertifikasi profesi melalui Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP).
Kolaborasi ini bertujuan menyusun standar kompetensi, program pelatihan yang terarah, serta mekanisme sertifikasi yang sesuai dengan kebutuhan industri.
"Tanpa sistem sertifikasi yang kredibel, Indonesia tidak mungkin bersaing di pasar tenaga kerja Asia maupun global," ia mengungkapkan.
Menurut HIMKI, Indonesia memiliki peluang besar untuk menjadi pusat produksi dan kreativitas dunia apabila mampu membangun standar kualitas dan kompetensi SDM yang tinggi.
Produk-produk kerajinan domestik yang mengadopsi filosofi Monozukuri dinilai telah mampu memenuhi kebutuhan pasar global.
Monozukuri merujuk pada keahlian dan ketelitian dalam menciptakan barang berkualitas tinggi yang dihargai di pasar internasional.
Dukungan Pemerintah dan Capaian Ekspor
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyatakan bahwa industri kerajinan memiliki kontribusi besar terhadap perekonomian nasional.
Nilai ekspor industri kerajinan pada tahun 2024 tercatat sebesar 679 juta dolar AS, dengan negara tujuan utama seperti China, Taiwan, Amerika Serikat, Jepang, dan Belanda.
Untuk memperluas pasar industri kerajinan nasional, Kemenperin terus memberikan akses promosi ke pasar internasional melalui partisipasi dalam berbagai pameran berskala global.
Selain promosi, Kemenperin juga melakukan pembinaan dan pendampingan terhadap pelaku industri kecil dan menengah (IKM).
Upaya ini bertujuan agar para pelaku IKM dalam negeri lebih berani dan mampu memasarkan produknya ke pasar dunia.
- Penulis :
- Arian Mesa







