
Pantau - Badan Gizi Nasional (BGN) menyatakan kesiapan menambah jumlah ahli gizi untuk mendukung seluruh Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) dalam pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Indonesia.
Kebutuhan 30.000 Ahli Gizi untuk Program MBG
Wakil Kepala BGN, Lodewyk Pusung, menegaskan bahwa pihaknya akan memastikan ketersediaan tenaga ahli gizi untuk menunjang program nasional tersebut.
"Itu jadi tanggung jawab saya untuk menyiapkan. Jadi, kita tidak usah ribut soal kurang ahli gizi, kalau kurang, kita tambah," ungkapnya.
Menurut Lodewyk, pelaksanaan Program MBG membutuhkan sekitar 30.000 ahli gizi agar dapat berjalan secara optimal di seluruh wilayah.
"Untuk hal ini kita masih dalam pembahasan antarlembaga pemerintah," ia mengungkapkan.
BGN juga menyebutkan bahwa pemenuhan tenaga ahli gizi akan dilakukan melalui rekrutmen lintas pihak untuk menjawab kebutuhan secara cepat dan merata.
Setiap SPPG diwajibkan memiliki minimal satu ahli gizi yang bertugas merancang perencanaan menu bergizi seimbang, menghitung kebutuhan gizi sesuai standar, serta mengawasi kualitas dan keamanan pangan yang disediakan dalam Program MBG.
Kerja Sama dengan Perguruan Tinggi dan Sertifikasi Tenaga Penjamah Makanan
Guna memperkuat ketersediaan tenaga profesional, BGN tengah menjalin koordinasi dengan sejumlah perguruan tinggi agar dapat mencetak lulusan sarjana gizi yang kompeten.
"Ahli gizi yang ada sekarang ini memang belum begitu banyak. Mudah-mudahan ke depan universitas itu mendidik ahli-ahli gizi. Saya juga sudah rapat dengan Kementerian Ketenagakerjaan," jelas Lodewyk.
Selain ahli gizi, BGN juga mempercepat proses sertifikasi tenaga penjamah makanan sebagai bagian dari persyaratan penerbitan Sertifikat Laik Higienis dan Sanitasi (SLHS) bagi setiap SPPG.
"Kita akan siapkan, termasuk chef-nya. Chef itu akan kita didik," tambahnya.
- Penulis :
- Arian Mesa







