Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Kemenparekraf: Budaya Nusantara Jadi Kekuatan Cerita Film dan Animasi Indonesia untuk Tembus Pasar Global

Oleh Gerry Eka
SHARE   :

Kemenparekraf: Budaya Nusantara Jadi Kekuatan Cerita Film dan Animasi Indonesia untuk Tembus Pasar Global
Foto: (Sumber:Deputi Bidang Kreativitas Media Kementerian Ekonomi Kreatif (Kemenekraf) Agustini Rahayu menyampaikan sambutannya dalam acara penutupan program Akselerasi Kreatif (AKTIF) Subsektor Film dan Animasi di Jakarta, Minggu (23/11/2025). ANTARA/Farhan Arda Nugraha.)

Pantau - Deputi Bidang Kreativitas Media Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Agustini Rahayu, menegaskan bahwa kekayaan budaya dan tradisi dari ratusan etnis di Indonesia menjadi kekuatan utama dalam pengembangan industri film dan animasi nasional.

Cerita Lokal Jadi Daya Tarik Global

Menurut Agustini, keunggulan film dan animasi Indonesia terletak pada kekuatan storytelling yang bersumber dari ragam budaya Nusantara.

"Sebenarnya Indonesia itu kaya banget sama storytelling. Storytelling kita kuat banget karena budayanya lebih banyak. Indonesia ini kan punya berapa ratusan etnis dan budaya", ujarnya.

Ia menjelaskan bahwa subsektor film dan animasi saat ini mencatat pertumbuhan paling pesat dibanding subsektor ekonomi kreatif lainnya.

Berdasarkan data Bicara Box Office, jumlah penonton film Indonesia hingga pertengahan November 2025 telah mencapai sekitar 65 juta orang.

Sementara itu, data Gabungan Pengusaha Bioskop Seluruh Indonesia (GPBSI) mencatat 178 judul film nasional telah tayang di bioskop sepanjang tahun 2025.

Agustini mencontohkan film Jumbo yang berhasil menembus pasar internasional dan ditayangkan di 40 negara sebagai bukti meningkatnya kualitas karya Indonesia.

"Kita lihat aja kemarin (film) 'Jumbo' sudah bisa ditayangkan di 40 negara, jadi kualitas sudah tidak diragukan", tambahnya.

Dorong IP dan Distribusi Global Lewat Program AKTIF

Kemenparekraf berharap film dan animasi dapat menjadi penggerak baru ekonomi kreatif nasional, dengan mendorong para kreator untuk menjadikan karya mereka sebagai kekayaan intelektual (intellectual property) yang berkelanjutan secara ekonomi.

"Jadi semuanya harus mulai berpikir saat membuat karyanya juga diarahkan akan kemana distribusi dan komersialisasinya", tutur Agustini.

Untuk mendukung hal tersebut, Kemenparekraf menyelenggarakan program Akselerasi Kreatif (AKTIF) Subsektor Film dan Animasi yang bertujuan memperkuat kapasitas sineas muda serta memperluas akses distribusi karya ke pasar domestik dan internasional.

Dalam program ini, tiga sineas dan tiga animator terpilih diajak mempromosikan karya mereka melalui dua ajang strategis: JAFF Market dan Asia TV Forum & Market 2025 di Singapura.

Kedua forum tersebut dipandang sebagai pintu masuk penting menuju pasar global.

Program AKTIF juga mencakup bootcamp intensif yang membahas berbagai aspek dalam industri film, seperti distribusi legal, strategi promosi, pengembangan cerita, ekosistem industri komersial, dan teknik pitching.

"Jadi kita ingin industri ini menjadi penggerak ekonomi nasional", tutup Agustini.

Penulis :
Gerry Eka