Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

PTDI Siapkan Pesawat N219 Masuk Pasar Komersial, Targetkan Wilayah Perintis dan Bali Sebagai Hub Timur

Oleh Shila Glorya
SHARE   :

PTDI Siapkan Pesawat N219 Masuk Pasar Komersial, Targetkan Wilayah Perintis dan Bali Sebagai Hub Timur
Foto: Direktur Utama PTDI Gita Amperiawan sampaikan kesiapan pesawat buatan anak bangsa N219 masuk pasar komersil di Badung, Bali, Selasa 25/11/2025 (sumber: ANTARA/Ni Putu Putri Muliantari)

Pantau - PT Dirgantara Indonesia (PTDI) bersiap meluncurkan pesawat N219 ke pasar komersial untuk melayani penerbangan penumpang maupun kargo, dengan fokus pada wilayah penghubung antarprovinsi dan rute bisnis di daerah-daerah terpencil.

Direktur Utama PTDI, Gita Amperiawan, menyampaikan bahwa saat ini proses pengoperasian komersial N219 sedang berlangsung di Kepulauan Riau, dan akan segera memasuki tahap akhir.

"Kita akan masuk (pasar pesawat) komersial, baik untuk penghubung di provinsi maupun untuk bisnis, N219 digunakan untuk penumpang atau kargo. Sekarang kami sedang menunggu, masih dikerjakan di Kepulauan Riau setelah itu tinggal masuk," ungkapnya saat ditemui di Kabupaten Badung, Bali.

Pesawat N219 merupakan produk dalam negeri hasil karya anak bangsa dan menjadi pesawat pertama yang berhasil mendapatkan sertifikasi penuh untuk dapat digunakan secara komersial maupun militer.

"Tantangan terbesarnya adalah membangun kepercayaan bahwa kita ini mampu. N219 ini produk anak bangsa, pertama kali kita punya pesawat yang tersertifikasi. Kita juga mampu menyediakan alutsistanya, menyiapkan SDM-nya, itu yang harus kita lihat dan kita mulai dari Bali," ia menambahkan.

Fokus Pengembangan SDM dan Ekosistem Dirgantara

Untuk mendukung operasional N219, PTDI juga tengah fokus pada pengembangan sumber daya manusia (SDM) melalui perannya sebagai Aircraft Maintenance Training Organization (AMTO), yang bertugas mensertifikasi tenaga kerja lokal di sektor penerbangan.

Sertifikasi ini ditujukan untuk membangun ekosistem industri kedirgantaraan nasional yang mandiri dan berdaya saing tinggi.

Di Bali, PTDI menetapkan Bandara Letkol Wisnu di Kabupaten Buleleng, Bali Utara, sebagai pusat pengembangan ekosistem kedirgantaraan sekaligus hub untuk wilayah Indonesia Timur.

Kepala Bidang Pelayaran Dinas Perhubungan Bali, I Gede Nyoman Ari, menyampaikan bahwa Bandara Letkol Wisnu sangat ideal untuk pesawat N219 karena memiliki landasan sepanjang 900 meter yang bisa diperpanjang hingga 1.500 meter.

"Runway-nya 900 meter, cukup untuk N219 yang hanya memerlukan 800 meter dan kalau dipanjangkan lagi bisa sampai 1.500 meter dan di ujungnya adalah laut, bisa untuk amfibi," ungkapnya.

Target Produksi dan Penggunaan Komersial

Pesawat N219 merupakan jenis twin otter yang mampu mengangkut 19 penumpang dan dirancang untuk bisa lepas landas di landasan pacu yang belum beraspal dan kurang dari satu kilometer.

Di Kepulauan Riau, PTDI telah menargetkan 10 titik penerbangan untuk rute komersial N219.

Sementara itu, jumlah titik layanan di Bali diperkirakan lebih banyak, terutama di wilayah Bali Utara.

Produksi pesawat N219 untuk pasar komersial akan dilakukan setelah adanya kontrak resmi dengan mitra atau operator penerbangan.

Saat ini, N219 masih dikembangkan untuk kebutuhan militer, dengan harga per unit sekitar 8,9 juta dolar AS.

Pada kuartal ketiga tahun 2025, PTDI akan memproduksi enam unit N219 untuk kebutuhan TNI AD.

Presiden Prabowo Subianto telah memberikan mandat kepada PTDI untuk menyiapkan tambahan 30 unit N219 untuk keperluan pertahanan nasional.

Selain itu, PTDI juga tengah mengembangkan varian N219 amfibi sebagai bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN), guna meningkatkan fleksibilitas pesawat dalam berbagai kondisi geografis di Indonesia.

Penulis :
Shila Glorya