Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

200 Personel Gabungan Dikerahkan Jaga Taman Nasional Tesso Nilo Usai Pengusiran Prajurit TNI

Oleh Shila Glorya
SHARE   :

200 Personel Gabungan Dikerahkan Jaga Taman Nasional Tesso Nilo Usai Pengusiran Prajurit TNI
Foto: Kapendam XIX Tuanku Tambusai, Letkol MF Rangkuti (sumber: ANTARA/Bayu Agustari Adha)

Pantau - Sebanyak 200 personel gabungan dikerahkan untuk memperketat pengamanan di kawasan Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN), Kabupaten Pelalawan, Riau, menyusul aksi pengusiran terhadap prajurit TNI dan perusakan fasilitas pos Satgas Penertiban Kawasan Hutan (PKH).

Penjagaan Diperketat Usai Aksi Pengusiran

Kepala Penerangan Komando Daerah Militer XIX Tuanku Tambusai, Letkol MF Rangkuti, menyatakan bahwa pengamanan dilakukan oleh satu Satuan Setingkat Kompi (SSK) dari TNI Angkatan Darat, satu Satuan Setingkat Peleton (SST) dari Brimob Polda Riau, serta personel dari Dinas Kehutanan Provinsi Riau dan Penegakan Hukum Kementerian Kehutanan RI.

"Total sekarang 200 personel gabungan dari sejumlah instansi, TNI Polri dan Gakkum Kehutanan," ungkapnya.

Langkah ini merupakan tanggapan terhadap gejolak yang terjadi beberapa hari sebelumnya, termasuk demonstrasi dan aksi pengusiran terhadap anggota TNI yang bertugas di pos pengamanan TNTN.

"Beberapa hari lalu ada demo setelah itu mereka ke lokasi (TNTN) mengusir petugas satgas di pos," ia mengungkapkan.

Satgas Kembali Perkuat Pos Vital di TNTN

Untuk menghindari bentrokan, Satgas sempat menarik diri sementara waktu ke lokasi yang lebih netral.

Namun, pos yang sempat kosong kini telah kembali aktif dengan penjagaan yang diperkuat.

Rangkuti menegaskan bahwa kehadiran TNI di kawasan tersebut adalah bagian dari keputusan negara untuk menciptakan rasa aman dan menjaga stabilitas.

"Kita di sana bukan untuk berbuat anarkis, tapi melindungi kepentingan masyarakat yang ada di TNTN itu sendiri," ungkapnya.

Ia juga menekankan bahwa aksi kerusuhan tidak dilakukan oleh masyarakat yang tinggal di kawasan TNTN, melainkan oleh pihak luar yang membawa kepentingan tertentu.

"Sementara yang buat gaduh bukan masyarakat yang ada di areal dalam TNTN, tapi dari luar, yang mencoba mencampuradukkan kepentingannya dengan membawa isu ini," tegasnya.

Penulis :
Shila Glorya