Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Buka 9th ICONZ, Menag Soroti Peluang Dana Umat yang Belum Optimal

Oleh Shila Glorya
SHARE   :

Buka 9th ICONZ, Menag Soroti Peluang Dana Umat yang Belum Optimal
Foto: Menteri Agama Nasaruddin Umar (sumber: Kemenag)

Pantau - Menteri Agama Nasaruddin Umar menegaskan bahwa potensi dana umat di Indonesia sangat besar namun belum dikelola secara optimal, bahkan bisa mencapai Rp500 triliun per tahun jika ekosistem filantropi Islam dijalankan secara profesional.

Hal ini disampaikan Menag saat membuka 9th International Conference of Zakat (ICONZ) pada Rabu, 10 Desember 2025, di Auditorium Harun Nasution Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

"Kita punya potensi mengumpulkan dana Rp1.200 triliun per tahun. Asumsikanlah 50 persen saja, tidak usah 100 persen. Berarti kita bisa mengumpulkan Rp500 triliun dana umat per tahun," ungkapnya.

Potensi Besar Zakat dan Kurban Perlu Pendekatan Profesional

Menag menyampaikan bahwa selama ini pemetaan potensi zakat belum tergarap dengan maksimal, dan realisasi penghimpunannya masih jauh dari angka riil yang seharusnya bisa dicapai.

"Zakat itu belum profesional. Per tahun kita bisa kumpulkan Rp180 triliun. Hal-hal kecil bagi kita, tetapi kalau itu dikumpulkan, di organisasi-organisasi, juga dengan kurban, kita bisa mengumpulkan anggaran Rp20 triliun," ia mengungkapkan.

Menag mencontohkan potensi besar dari ibadah kurban, yang menurutnya mencapai angka signifikan namun belum dikelola secara sistematis.

"Berapa jumlah uang yang dikumpulkan itu? Khusus untuk kurban saja Rp34 triliun. Ini kalau kita manajeri sedemikian rupa nanti, kerja sama dengan pemerintah, misalnya kita menggunakan model ala Amerika, tidak boleh menyembelih hewan di luar tempat pemotongan karena bisa mencemarkan lingkungan. Banyak regulasi yang bisa kita lakukan supaya semua bentuk pemotongan itu dikelola oleh pemerintah daerah," jelasnya.

Fidyah dan Dana Umat Bisa Jadi Solusi Kemiskinan

Selain zakat dan kurban, Menag juga menyoroti potensi ekonomi dari fidyah, yang selama ini belum memiliki sistem pengelolaan yang rapi.

"Lebih dari 10 persen orang-orang muslim di Indonesia tidak bisa berpuasa. Dan kalau mereka tidak bisa berpuasa, harus ada fidyah. Jika kita mengumpulkan uang dari fidyah, kita bisa mengumpulkan uang lebih dari Rp2,7 triliun sampai Rp3 triliun," tuturnya.

Menurut Menag, dana umat ini sebenarnya mampu menyelesaikan persoalan mendasar seperti kemiskinan tanpa perlu menggunakan dana negara dari pajak.

"Dana-dana yang dikumpulkan dari umat itu sendiri mampu menyelesaikan persoalan kemiskinan. Tidak perlu menggunakan uang pajak untuk membebaskan kemiskinan. Biarkanlah uang umat itu sendiri yang membebaskan kemiskinan mereka," tegasnya.

Acara ini turut dihadiri oleh berbagai tokoh nasional dan internasional, seperti Ketua BAZNAS Noor Achmad, Pimpinan Bidang Perencanaan Kajian dan Pengembangan ZIS BAZNAS RI, serta Gubernur DKI Jakarta yang diwakili Asisten Pemerintahan Sekretariat Daerah Provinsi Daerah Khusus Jakarta.

Hadir pula Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Asep Saepudin Jahar, Pendiri Institute for Development of Economics & Finance Didik J. Rachbini, Head of Corporate Strategy Lembaga Zakat Selangor Malaysia Kamarulzaman Bin Omar, Professor Faculty of Economics and Management Universiti Kebangsaan Malaysia Abdul Ghafar Ismail, serta Senior Lecturer in Political Economy and Global Development Australian National University Anas Iqtait.

Penulis :
Shila Glorya
Editor :
Shila Glorya