Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Menteri Pertanian Pastikan Bantuan Pangan Bencana di Sumatera Dipercepat, Distribusi Gunakan Helikopter ke Daerah Terisolir

Oleh Ahmad Yusuf
SHARE   :

Menteri Pertanian Pastikan Bantuan Pangan Bencana di Sumatera Dipercepat, Distribusi Gunakan Helikopter ke Daerah Terisolir
Foto: (Sumber: Sejumlah warga terdampak bencana di wilayah Sumatera menerima bantuan pangan dari pemerintah pusat. ANTARA/HO-Humas Kementan.)

Pantau - Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman memastikan percepatan penyaluran bantuan pangan kemanusiaan di wilayah terdampak bencana di Pulau Sumatera, termasuk ke daerah-daerah terisolir menggunakan helikopter.

Langkah cepat ini diambil untuk memastikan kebutuhan dasar masyarakat terdampak bencana dapat segera terpenuhi dan proses pemulihan berjalan optimal.

"Penyaluran ke daerah-daerah terisolir menggunakan helikopter. Tim kami sudah bergerak," ungkap Andi Amran.

Kementerian Pertanian mencatat realisasi bantuan pangan hingga 10 Desember 2025 di tiga provinsi terdampak, yakni Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.

Realisasi Bantuan Pangan di Aceh, Sumut, dan Sumbar

Di Provinsi Aceh, bantuan pangan bencana (non-reguler) dialokasikan sebanyak 16.289,44 ton, dengan realisasi 3.415,33 ton atau 21 persen.

Beberapa daerah yang telah mencapai realisasi 100 persen adalah Aceh Besar, Pidie Jaya, Aceh Barat, Nagan Raya, Aceh Selatan, Subulussalam, dan Singkil.

Sementara itu, daerah dengan realisasi sangat rendah meliputi Aceh Tengah (13 persen), Bener Meriah (34 persen), dan Aceh Tamiang (42 persen).

Untuk bantuan pangan reguler, alokasi beras sebesar 10.613,64 ton dan minyak goreng 2.122.738 liter, dengan realisasi keseluruhan 32 persen.

Sabang, Banda Aceh, Pidie Jaya, Lhokseumawe, dan Aceh Jaya mencatatkan realisasi tinggi (lebih dari 80 persen), sedangkan Bireuen, Aceh Timur, Simeulue, Gayo Lues, dan beberapa daerah lain masih di bawah 10 persen.

Di Sumatera Utara, bantuan pangan bencana non-reguler dialokasikan 6.527,52 ton, dengan realisasi 2.635,78 ton atau 40 persen.

Medan, Binjai, Tebing Tinggi, Deli Serdang, dan beberapa daerah lainnya telah mencapai 100 persen.

Namun, Batu Bara dan Tapanuli Selatan mencatat realisasi rendah masing-masing 31 persen dan 21 persen.

Untuk bantuan reguler, alokasi beras sebesar 16.893,92 ton dan minyak goreng 3.378.784 liter, dengan realisasi 32 persen.

Beberapa daerah seperti Binjai, Toba, Asahan, dan Padang Lawas Utara mencatat realisasi lebih dari 90 persen, namun Tapanuli Utara, Nias, dan Nias Selatan belum mencatatkan realisasi sama sekali (0 persen).

Sementara itu, di Sumatera Barat, bantuan pangan bencana non-reguler sebesar 795,74 ton telah terealisasi sebesar 742,24 ton atau 93 persen.

Hampir seluruh kabupaten/kota mencapai realisasi 100 persen, kecuali Pesisir Selatan (88 persen).

Untuk bantuan pangan reguler, alokasi beras mencapai 6.794,96 ton dan minyak goreng 1.358.990 liter, dengan sebagian besar daerah mencapai realisasi 99–100 persen.

Namun, realisasi di Solok hanya 17 persen, sementara Dharmasraya, Sijunjung, dan Solok Selatan berkisar antara 51–65 persen.

Pejabat Eselon I Dikerahkan, Distribusi Dipantau Langsung

Menteri Amran menugaskan pejabat eselon I untuk memantau dan mempercepat proses distribusi langsung di lapangan.

Untuk Aceh, tugas tersebut diemban oleh Inspektorat Jenderal Kementan dan Deputi III Bapanas.

"Sumut kami tugaskan kepada Pak Ali Jamil dan Deputi I Pak Ketut. Sumbar kepada Kepala SDM dan Brigjen Hermawan," ujar Amran.

Seluruh Unit Pelaksana Teknis (UPT) di wilayah terdampak juga digerakkan untuk memastikan kelancaran distribusi bantuan.

Amran memberikan opsi kepada pejabat untuk kembali ke Jakarta, namun menginstruksikan para direktur jenderal untuk memperkuat tim darurat yang sudah bekerja di lapangan.

Upaya ini diharapkan dapat mempercepat pemulihan pascabencana dan memenuhi kebutuhan pangan masyarakat secara merata, terutama di wilayah yang sulit dijangkau.


 

Penulis :
Ahmad Yusuf