Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Penyitaan Kapal Tanker di Lepas Pantai Venezuela Picu Ketegangan Baru antara AS dan Caracas

Oleh Aditya Yohan
SHARE   :

Penyitaan Kapal Tanker di Lepas Pantai Venezuela Picu Ketegangan Baru antara AS dan Caracas
Foto: (Sumber: Presiden AS Donald Trump (kiri) dan Presiden Venezuela Nicolas Maduro. (ANTARA/Anadolu/pri.).)

Pantau - Pemerintahan Trump berencana menyita minyak dari sebuah kapal tanker yang ditangkap di lepas pantai Venezuela, menurut keterangan resmi Gedung Putih.

Penjelasan Gedung Putih dan Aparat AS

Juru Bicara Gedung Putih, Karoline Leavitt, membela tindakan tersebut dan menyebut kapal itu sebagai "kapal bayangan yang dikenai sanksi" serta "diketahui membawa minyak pasar gelap yang terkena sanksi" untuk Korps Garda Revolusi Islam Iran, ungkapnya.

Ia menegaskan bahwa "Presiden berkomitmen menghentikan arus narkotika ilegal ke negara kami. Ia juga berkomitmen penuh menegakkan kebijakan sanksi pemerintah ini. Itulah yang Anda lihat terjadi kemarin," ujarnya.

Leavitt menjelaskan bahwa penyelidik telah berada di kapal, mewawancarai orang-orang yang ada saat pencegatan, dan "seluruh barang bukti yang relevan turut disita," ungkapnya.

Kapal tersebut sedang dibawa ke pelabuhan AS dan pemerintah Trump bermaksud memulai proses hukum untuk menyita kargonya secara resmi.

Jaksa Agung AS Pam Bondi menyampaikan bahwa FBI, Investigasi Keamanan Dalam Negeri (HSI), dan Penjaga Pantai AS, dengan dukungan Departemen Pertahanan, telah melaksanakan surat perintah penyitaan terhadap kapal yang diduga mengangkut minyak yang terkena sanksi dari Venezuela dan Iran.

Reaksi Venezuela dan Dampak Hubungan Bilateral

Menteri Luar Negeri Venezuela, Yvan Gil, "sangat mengecam tindakan pencurian dan pembajakan internasional yang terang-terangan, yang diumumkan secara publik oleh presiden Amerika Serikat," ungkapnya.

Ia menegaskan bahwa insiden tersebut bukan yang pertama dan menuduh pemerintahan Trump menjalankan rencana terstruktur untuk merebut sumber energi Venezuela.

Gil menyatakan bahwa Trump "secara terbuka menyatakan dalam kampanye 2024 bahwa tujuannya selalu mengambil minyak Venezuela tanpa membayar apa pun," ujarnya.

Langkah penyitaan hampir pasti memperburuk hubungan dengan Caracas, sementara Trump terus menuntut Presiden Venezuela Nicolas Maduro untuk mundur.

Pemerintahan Trump sebelumnya menegaskan bahwa semua opsi, termasuk kekuatan militer, tetap terbuka di tengah pengerahan pasukan AS di kawasan tersebut.

Ketegangan meningkat sejak Washington memperkuat operasi maritim terhadap kelompok yang disebut sebagai "narko-teroris" di Laut Karibia dan Samudra Pasifik Timur.

Militer AS telah melakukan 22 serangan terhadap kapal-kapal tersebut sejak awal September, yang menurut klaim AS telah menewaskan 87 orang dalam operasi memutus jaringan narkotika transnasional.

Pemerintah Venezuela menilai tindakan tersebut sebagai agresi sepihak, sementara pengamat memperingatkan bahwa eskalasi itu dapat memicu krisis regional yang lebih luas.

Penulis :
Aditya Yohan