
Pantau - Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu’ti, meluncurkan mobil layanan gerak Program Indonesia Pintar (PIP) di SMK Muhammadiyah 1 Moyudan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta pada Kamis, 18 Desember 2025.
Peluncuran mobil layanan PIP ini bertujuan untuk mempercepat dan mempermudah penyaluran bantuan pendidikan secara tepat sasaran melalui sistem rekening per siswa.
"Kami mencoba dengan layanan mobil ini agar PIP dapat tersalurkan dengan lebih baik lagi dan diterima oleh murid sesuai dengan apa yang menjadi hak mereka sebagai penerima," ungkap Mu’ti.
Ia berharap sistem ini akan membuat dana bantuan pendidikan digunakan secara tepat waktu dan efisien.
Mobil Layanan PIP Datangi Sekolah-Sekolah di DIY
Abdul Mu’ti menjelaskan bahwa mobil layanan tersebut akan mendatangi sekolah-sekolah dengan dukungan operasional dari pihak perbankan.
"Sebagaimana layanan yang lainnya. Masing-masing bank akan berkomunikasi dengan dinas-dinas dan sekolah terkait di daerah masing-masing," ia mengungkapkan.
Untuk saat ini, program mobil layanan PIP baru dijalankan di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta.
"Ini sementara memang baru DIY, nanti untuk selanjutnya kita akan replikasi ke daerah lain," tambahnya.
Mu’ti menegaskan bahwa PIP merupakan bentuk komitmen negara dalam menjamin akses pendidikan berkualitas untuk seluruh kalangan, khususnya siswa dari keluarga tidak mampu.
Di Kabupaten Sleman saja, tercatat 72.465 siswa sebagai penerima PIP, dengan total dana yang telah disalurkan mencapai Rp52.033.725.000.
Ia menilai angka tersebut sebagai bukti nyata keseriusan pemerintah dalam memperluas kesempatan pendidikan.
"Sistem penyalurannya langsung ke rekening setiap murid. Karena itu kami memiliki mitra dari bank-bank yang ditetapkan oleh kementerian, dengan harapan dana itu dapat digunakan dengan sebaik-baiknya dan tepat sasaran," tegasnya.
Dukungan Berkelanjutan dan Kolaborasi Semua Pihak
Abdul Mu’ti juga berharap Program Indonesia Pintar terus terintegrasi dengan program Kartu Indonesia Pintar (KIP), agar siswa tetap mendapat dukungan saat melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi.
"Dengan data yang terintegrasi ini, sekali lagi, anak-anak dari keluarga tidak mampu dapat belajar, tidak hanya di jenjang pendidikan sekolah, tapi juga dapat belajar di jenjang pendidikan tinggi," katanya.
Ketua Komisi IV DPR RI, Siti Hediati Hariyadi atau Titiek Soeharto, juga hadir dalam kegiatan tersebut dan menekankan pentingnya kolaborasi semua pihak dalam keberhasilan PIP.
Ia menilai bahwa sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan keluarga sangat penting agar bantuan benar-benar bermanfaat.
"Dengan kerja sama yang baik antara negara, masyarakat, dan orang tua, PIP akan benar-benar menjadi jembatan harapan bagi masa depan anak-anak," ungkapnya.
Titiek juga mengingatkan pentingnya peran orang tua dalam mendampingi anak dan memastikan dana PIP digunakan untuk kebutuhan pendidikan.
- Penulis :
- Leon Weldrick







