Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

BNPB Dampingi Penanganan Banjir Bandang di Kawasan Wisata Guci Tegal

Oleh Ahmad Yusuf
SHARE   :

BNPB Dampingi Penanganan Banjir Bandang di Kawasan Wisata Guci Tegal
Foto: (Sumber: Petugas TNI/Polri, warga, dan sukarelawan sedang membersihkan sisa sampah di lokasi Kawasan Objek Wisata Guci, Kabupaten Tegal akibat dampak banjir bandang Sungai Gung, di Tegal, Minggu (21/12/2025). ANTARA/HO-Polres Tegal)

Pantau - Badan Nasional Penanggulangan Bencana mendampingi pemerintah daerah dalam penanganan dampak banjir bandang yang melanda kawasan wisata Guci, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, akibat luapan Sungai Gung.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari menyampaikan bahwa banjir bandang tersebut menyebabkan kerusakan pada sejumlah infrastruktur pendukung wisata.

Ia menjelaskan laporan dari BPBD Kabupaten Tegal mencatat kerusakan selang pipa air panas di kawasan wisata Guci.

Selain itu, jembatan penyeberangan kecil di area Pancuran 13 juga dilaporkan mengalami kerusakan akibat terjangan arus banjir.

Pohon tumbang turut terjadi di sekitar area Pancuran 5 kawasan wisata Guci.

Abdul Muhari memastikan tidak terdapat laporan korban jiwa dalam peristiwa banjir bandang tersebut.

Alat berat tersebut digunakan untuk membersihkan material lumpur dan puing yang terbawa arus banjir.

Berdasarkan rencana aksi yang diterima BNPB, kegiatan pembersihan difokuskan pada area pemandian air panas.

Selain area pemandian, pembersihan juga difokuskan pada jalur akses wisata.

Fokus pembersihan tersebut bertujuan untuk memastikan keselamatan pengunjung serta masyarakat sekitar kawasan wisata.

Selain pembersihan material, tim petugas gabungan juga melakukan monitoring kondisi aliran Sungai Gung.

Monitoring dilakukan untuk mengantisipasi potensi terjadinya banjir susulan.

Untuk sementara waktu, kawasan wisata Guci ditutup hingga seluruh proses pembersihan dan perbaikan infrastruktur selesai.

Potensi cuaca ekstrem tersebut diperkirakan berlangsung hingga awal tahun depan seiring dengan puncak musim hujan.

Imbauan kewaspadaan itu merujuk pada peringatan dini yang disampaikan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika.

BMKG menyampaikan adanya potensi cuaca ekstrem dalam tiga hari ke depan.

Abdul Muhari menjelaskan bahwa potensi cuaca ekstrem dapat meningkatkan risiko bencana hidrometeorologi.

Risiko bencana hidrometeorologi tersebut meliputi banjir, tanah longsor, dan angin kencang.

Masyarakat diimbau untuk memantau informasi cuaca secara berkala melalui sumber resmi.

Selain itu, masyarakat diminta membersihkan saluran drainase di lingkungan masing-masing.

Pemangkasan dahan pohon yang berisiko tumbang juga dianjurkan untuk mengurangi potensi bahaya.

Apabila hujan lebat berlangsung dalam durasi yang lama, masyarakat diminta melakukan evakuasi mandiri.

Evakuasi mandiri diharapkan dilakukan ke tempat yang lebih aman sesuai dengan arahan petugas di lapangan.

Penulis :
Ahmad Yusuf