Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Hari Ibu 2025 Jadi Refleksi Perjuangan Perempuan Hadapi Krisis dan Ketahanan Bangsa

Oleh Gerry Eka
SHARE   :

Hari Ibu 2025 Jadi Refleksi Perjuangan Perempuan Hadapi Krisis dan Ketahanan Bangsa
Foto: (Sumber: Ketua Business and Professional Women (BPW) Indonesia Giwo Rubianto Wiyogo (kiri) menerima penghargaan dari Ketua KPAI Margaret Aliyatul Maimunah (kanan) di Studio TVRI, Jakarta, pada Rabu (10/12/2025). (ANTARA/HO-KPAI).)

Pantau - Peringatan Hari Ibu tahun 2025 menjadi momen reflektif atas perjuangan dan ketangguhan perempuan Indonesia, terutama dalam menghadapi krisis seperti bencana alam yang tengah melanda sejumlah wilayah di Tanah Air.

Perempuan di Garis Depan Saat Bencana

Presiden Federasi Bisnis Profesional Wanita Indonesia (BPW Indonesia) sekaligus anggota UN Standing Committee BPW International, Dr. Ir. Giwo Rubianto, M.Pd, menyampaikan bahwa Hari Ibu adalah cerminan nilai perjuangan, persatuan, dan kepedulian sosial yang diwariskan para pendiri Kongres Perempuan Indonesia.

"Hari Ibu adalah penghormatan atas keberanian perempuan Indonesia yang sejak awal sejarah bangsa telah berdiri sejajar dalam memperjuangkan kemerdekaan dan masa depan generasi," ungkapnya.

Hari Ibu 2025 diperingati di tengah bencana alam yang melanda sejumlah wilayah di Indonesia, khususnya di kawasan Sumatra.

Dalam situasi krisis ini, perempuan—terutama ibu—tampil sebagai sosok tangguh yang menjaga anak-anak, memenuhi kebutuhan dasar keluarga, dan memperkuat ketahanan komunitas.

Selain itu, perempuan juga mendominasi barisan tenaga medis dan perawat yang bekerja di lapangan, memberikan layanan kesehatan, dukungan psikologis, serta perawatan korban dalam kondisi serba terbatas dan penuh risiko.

Menurut Dr. Giwo, ketangguhan perempuan dalam bencana merupakan kelanjutan dari semangat perjuangan yang sudah teruji sepanjang sejarah bangsa.

"Perempuan bukan hanya korban bencana, tetapi aktor penting dalam respons kemanusiaan dan pemulihan sosial. Ketahanan bangsa sering kali bertumpu pada kekuatan perempuan," tegasnya.

Kolaborasi Generasi dan Harapan untuk Masa Depan

Dr. Giwo juga mengapresiasi peran aktif Generasi Z dan Milenial yang menunjukkan kepedulian nyata dalam solidaritas sosial saat krisis.

Anak-anak muda ini memanfaatkan teknologi dan jejaring sosial untuk menggalang bantuan, menyebarkan informasi yang benar, dan turun langsung membantu para korban.

"Gen Z dan Milenial hari ini menjadi wajah solidaritas baru. Mereka bergerak cepat, berani, dan empati, nilai-nilai yang salah satunya tumbuh dari keteladanan perempuan dan ibu," ia mengungkapkan.

Ia berharap peringatan Hari Ibu tidak hanya bersifat simbolik, tetapi menjadi momentum untuk memperkuat perlindungan terhadap perempuan, mendukung peran mereka dalam krisis, serta mendorong kolaborasi lintas generasi.

"Ketika perempuan diperkuat dan generasi muda bergerak bersama, Indonesia memiliki modal sosial yang besar untuk bangkit dan bertahan menghadapi tantangan," tutup Dr. Giwo.

Penulis :
Gerry Eka