
Pantau - Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan atau Komnas Perempuan menegaskan bahwa penanganan bencana tidak boleh bersifat netral gender karena berpotensi menempatkan perempuan dan kelompok rentan dalam situasi risiko yang berlapis.
Wakil Ketua Komnas Perempuan Dahlia Madanih menekankan pentingnya perspektif gender dalam setiap tahap penanganan bencana.
Dahlia Madanih menyampaikan, "Meningkatnya frekuensi dan dampak bencana di Indonesia telah menempatkan perempuan dan kelompok rentan dalam situasi risiko berlapis. Penanganan bencana tidak boleh netral gender dan tidak boleh mengabaikan keselamatan serta martabat perempuan," ungkapnya.
Pernyataan tersebut disampaikan dalam keterangan di Jakarta pada Selasa, 23 Desember 2025.
Hal itu disampaikan Dahlia Madanih saat Komnas Perempuan melakukan kunjungan kerja ke Sumatra Barat.
Kunjungan kerja tersebut dilakukan dalam rangka Kampanye 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan.
Dalam kunjungan itu, Komnas Perempuan melakukan konsultasi dengan lebih dari 56 peserta.
Peserta konsultasi terdiri dari perwakilan pemerintah, organisasi perempuan, lembaga bantuan hukum, organisasi disabilitas, lembaga berbasis keagamaan, serta kalangan akademisi.
Dahlia Madanih menjelaskan tujuan kegiatan tersebut dengan mengatakan, "Konsultasi ini sebagai langkah Komnas Perempuan mendapatkan informasi mengenai kondisi perempuan dan kelompok rentan lainnya dalam situasi bencana di Sumatra Barat, serta identifikasi dukungan Komnas Perempuan di tingkat nasional untuk penanganan bencana di Sumatra Barat," ujarnya.
Komnas Perempuan mencatat bahwa di wilayah Sumatra Barat, indikasi kondisi darurat bencana seharusnya dapat diprediksi lebih awal.
Data menunjukkan adanya peningkatan signifikan jumlah kejadian bencana di daerah tersebut.
Kejadian banjir di Sumatra Barat tercatat meningkat dari 53 peristiwa pada 2020 menjadi 75 peristiwa pada 2025.
Selain banjir, peningkatan juga terjadi pada kebakaran hutan, penyusutan luas hutan, serta perluasan alih fungsi lahan.
Kondisi tersebut dinilai mencerminkan lemahnya mitigasi dan kesiapsiagaan bencana.
Dahlia Madanih menyoroti kondisi tersebut dengan mengatakan, "Kondisi ini memperlihatkan buruknya mitigasi dan kesiapsiagaan yang seharusnya dapat diprediksi lebih awal oleh pemerintah pusat dan daerah," ungkapnya.
- Penulis :
- Aditya Yohan








