Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Wamenpar Instruksikan Penambahan Rambu Evakuasi di Destinasi Pesisir Banten Jelang Nataru

Oleh Aditya Yohan
SHARE   :

Wamenpar Instruksikan Penambahan Rambu Evakuasi di Destinasi Pesisir Banten Jelang Nataru
Foto: (Sumber: Wakil Menteri Pariwisata (Wamenpar), Ni Luh Puspa (baju coklat), berbincang dengan wisatawan di Pantai Pasir Putih Carita, Kabupaten Pandeglang, Banten, Rabu (24/12/2025). (ANTARA/Desi Purnama Sari).)

Pantau - Wakil Menteri Pariwisata Ni Luh Puspa menginstruksikan pengelola destinasi wisata di kawasan pesisir Banten untuk memperjelas rambu dan penunjuk arah jalur evakuasi guna menjamin keselamatan wisatawan selama libur Natal 2025 dan Tahun Baru 2026.

Penegasan tersebut disampaikan saat Wamenpar meninjau Pantai Pasir Putih Carita, Kabupaten Pandeglang, Banten.

Ni Luh Puspa menilai pengelola destinasi telah menyiapkan lahan evakuasi di seberang kawasan wisata namun masih diperlukan penambahan papan petunjuk.

"Saya melihat mereka (pengelola) punya lahan di seberang untuk evakuasi yang sudah disiapkan. Tapi mungkin nanti bisa ditambahkan papan petunjuk di area-area sini agar lebih jelas bagi wisatawan," ungkapnya.

Instruksi tersebut ditekankan karena kawasan pesisir Banten memiliki potensi bencana seperti tsunami.

Selain tsunami, wilayah pesisir Banten juga rawan cuaca ekstrem terutama pada periode pergantian tahun.

Wamenpar meminta pengelola destinasi wisata aktif memantau informasi dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika.

Informasi BMKG terkait prakiraan cuaca dan aktivitas vulkanologi diminta untuk terus diperbarui.

Pengelola juga diminta menyampaikan informasi cuaca dan potensi risiko tersebut kepada para pengunjung.

"Langkah antisipasi harus dilakukan, salah satunya memantau terus informasi dari BMKG dan menyampaikannya kepada pengunjung," ujarnya.

Dalam tinjauan lapangan, Wamenpar juga menyoroti aspek keamanan fisik di destinasi wisata alam terbuka.

Pengelola diminta memeriksa kekuatan bangunan semi permanen yang berada di area wisata.

Pengelola juga diminta merapikan pohon-pohon besar yang rantingnya sudah rapuh.

Langkah tersebut dilakukan untuk mengantisipasi risiko angin kencang dan hujan lebat.

"Jangan sampai ada yang roboh dan membahayakan wisatawan. Kekuatan pohon dan bangunan harus diperiksa betul-betul," ungkapnya.

Terkait penanganan gawat darurat, Wamenpar mengapresiasi kesiapan pos kesehatan yang didukung puskesmas setempat.

Ketersediaan ambulans di kawasan wisata juga dinilai sudah memadai.

Wamenpar turut menilai positif penerapan tiket masuk yang telah mencakup asuransi jiwa dari Jasa Raharja.

Asuransi tersebut dinilai penting untuk memberikan rasa aman tambahan bagi masyarakat yang berwisata.

Penulis :
Aditya Yohan