Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

TNI AL Siagakan Kapal Perang Hadapi Lonjakan Pelayaran dan Cuaca Ekstrem Selama Nataru 2025/2026

Oleh Gerry Eka
SHARE   :

TNI AL Siagakan Kapal Perang Hadapi Lonjakan Pelayaran dan Cuaca Ekstrem Selama Nataru 2025/2026
Foto: (Sumber: Asisten Operasi Kepala Staf Angkatan Laut (Asops KSAL) Laksamana Muda Yayan Sofiyan (tengah), Direktur Jenderal Perhubungan Laut Kemenhub Muhammad Masyhud (kedua kiri) memberi keterangan kepada awak media usai rapat Persiapan Operasi Patroli Natal da Tahun Baru 2025/2026 bersama perwakilan Basarnas, BMKG, Pelindo serta pemangku kepentingan pelayaran di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (25/12/2025). ANTARA/Harianto.)

Pantau - TNI Angkatan Laut (TNI AL) menyiagakan kapal-kapal perangnya dalam kondisi siaga penuh guna mengantisipasi potensi kontingensi pelayaran selama periode Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025/2026.

Langkah ini diambil untuk menjamin keselamatan, keamanan, dan kelancaran transportasi laut saat mobilitas masyarakat diprediksi meningkat tajam.

Respons Cepat di Pelabuhan Rawan Cuaca Ekstrem

Asisten Operasi Kepala Staf Angkatan Laut (Asops KSAL), Laksamana Muda Yayan Sofiyan, menyampaikan bahwa kebijakan ini merupakan instruksi langsung dari Kepala Staf Angkatan Laut, Laksamana TNI Muhammad Ali.

"Kapal-kapal perang kita stand by on call di pelabuhan-pelabuhan yang berpotensi cuacanya dapat memungkinkan terjadi kecelakaan laut," ungkapnya dalam konferensi pers usai Rapat Persiapan Operasi Patroli Nataru 2025/2026 di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta.

Penempatan kapal perang dilakukan berdasarkan informasi anomali cuaca dari BMKG agar dapat merespons cepat jika terjadi kecelakaan laut atau keadaan darurat lainnya.

"Panglima Komando Armada RI sudah menyiagakan seluruh Kodaeral, kesiapsiagaan seluruh Lanal, personelnya mulai di pelabuhan-pelabuhan, sarana pendukungnya, mobil ambulans, tenaga kesehatan sudah disiagakan," tegas Yayan.

Kolaborasi Lintas Lembaga dan Fokus pada Wilayah Rawan

TNI AL bekerja sama dengan Ditjen Perhubungan Laut Kemenhub, BMKG, Basarnas, Polri, Kemenkes, dan pemerintah daerah untuk memperkuat langkah preventif serta mempercepat respons terhadap insiden pelayaran.

Pemantauan dilakukan secara intensif melalui Pusat Komando dan Pengendalian TNI AL dengan memanfaatkan sistem pemantauan kapal agar seluruh KRI di sektor rawan tetap dalam status siaga penuh.

"Limit waktu tanggap, ketanggapan, segeraan apabila terjadi musibah. Kepala Staf Angkatan Laut telah memerintahkan untuk kapal-kapal perang kita standby berdasarkan informasi anomali dari BMKG," jelas Yayan.

Selain fokus pada kontingensi pelayaran, TNI AL juga tetap mengawasi potensi meningkatnya aktivitas ilegal di wilayah perairan strategis.

Prajurit TNI AL ditempatkan secara terbatas di titik-titik strategis untuk mendukung sistem deteksi dini dan respons cepat yang bersifat intelijen.

Wilayah prioritas pengamanan meliputi Sumatera Utara, Nias, Sulawesi Utara, Nusa Tenggara, Papua, dan Makassar, yang diperkirakan mengalami lonjakan penumpang dan cuaca ekstrem.

Pengecekan Kapal dan Sinergi Nasional

Sebagai upaya preventif tambahan, TNI AL dan instansi terkait melakukan pengecekan menyeluruh terhadap kelaiklautan kapal, kelengkapan administrasi, muatan, serta pengamanan pelabuhan.

Langkah ini bertujuan agar masyarakat dapat berlayar dengan aman dan nyaman selama periode angkutan Nataru.

Di tempat yang sama, Direktur Jenderal Perhubungan Laut Kemenhub, Muhammad Masyhud, menekankan pentingnya kolaborasi lintas lembaga untuk mendukung arahan Presiden Prabowo Subianto dalam menjamin keselamatan pelayaran.

"Kami menyadari, keterbatasan armada, SDM, dan seterusnya sehingga kolaborasi ini sangat penting dilakukan. Supaya semua yang diarahkan, yang diinstruksikan oleh Pak Presiden itu bisa terwujud dengan kolaborasi, sinergis, tidak sekadar sama-sama bekerja," ujarnya.

Kesiapsiagaan ini diperkuat untuk menghadapi lonjakan mobilitas penumpang, kepadatan kapal, dan kondisi cuaca ekstrem yang diprediksi terjadi selama musim libur akhir tahun.

"Untuk itu kita semua di sini melakukan operasi, melakukan kerjasama dalam rangka meyakinkan kepada seluruh pengguna transportasi, paling tidak secara psikologis itu akan lebih merasa aman," tambah Masyhud.

Penulis :
Gerry Eka