
Pantau - Pemerintah Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto resmi memulai implementasi delapan misi besar Asta Cita pada tahun 2025 sebagai arah pembangunan nasional lima tahun ke depan.
Delapan Misi Asta Cita Jadi Fondasi Transformasi Negara
Pemerintah menegaskan bahwa Asta Cita bukan sekadar daftar program, melainkan peta jalan transformasi nasional yang menyeluruh.
Delapan misi Asta Cita mencakup:
Penguatan ideologi Pancasila, demokrasi, dan hak asasi manusia
Konsolidasi pertahanan dan keamanan nasional
Kemandirian pangan, energi, dan air
Penciptaan lapangan kerja berkualitas
Penguatan sumber daya manusia
Hilirisasi dan industrialisasi
Pembangunan dari desa
Reformasi politik, hukum, dan birokrasi yang bersih dan efektif
Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2025 tentang RPJMN 2025–2029 menjadi dasar hukum pelembagaan Asta Cita.
Langkah-langkah awal kebijakan strategis 2025 menunjukkan upaya sistematis untuk menerjemahkan visi ini ke dalam kerja konkret negara.
Stabilitas Ekonomi dan Kemajuan Sosial Jadi Capaian Awal
Ekonomi Indonesia mencatat pertumbuhan yang stabil di tengah transisi pemerintahan.
Pada triwulan III 2025, pertumbuhan ekonomi tercatat 5,04 persen, sedangkan inflasi November berada di level 2,7 persen.
Stabilitas makro ini menjadi syarat penting bagi keberlanjutan pelaksanaan Asta Cita.
Di sisi sosial, tingkat kemiskinan Maret 2025 berada pada angka 8,47 persen atau sekitar 23,85 juta orang, sementara tingkat pengangguran Agustus 2025 sebesar 4,85 persen, dengan jumlah penduduk bekerja mencapai lebih dari 146 juta orang.
Makan Bergizi Gratis Jadi Program Prioritas
Program Makan Bergizi Gratis (MBG) menjadi kebijakan paling nyata untuk menjamin kebutuhan dasar rakyat.
Hingga pertengahan Desember 2025, realisasi anggaran mencapai Rp52,9 triliun dari total Rp71 triliun, dengan penerima manfaat mencapai sekitar 50 juta orang.
Program ini menjadi intervensi sosial terbesar dalam sejarah Indonesia.
Untuk memperkuat kelembagaannya, pemerintah membentuk Badan Gizi Nasional melalui Perpres Nomor 83 Tahun 2024.
Pendekatan kebijakan gizi kini diubah dari sektoral menjadi terintegrasi dan menjadi fondasi penguatan sumber daya manusia.
Kemandirian Pangan dan Pembangunan Desa Dipercepat
Produksi padi nasional meningkat, dan cadangan beras pemerintah per Mei 2025 telah mencapai lebih dari 3,7 juta ton.
Kemandirian pangan diletakkan sebagai bagian dari kedaulatan nasional, bukan sekadar urusan komoditas ekonomi.
Sementara itu, pembangunan desa diperkuat melalui Koperasi Desa dan Kelurahan Merah Putih, sesuai Inpres Nomor 9 Tahun 2025.
Per Juli 2025, lebih dari 80 ribu koperasi telah terbentuk di seluruh Indonesia.
Koperasi kembali ditegaskan sebagai sokoguru ekonomi nasional dan alat pemutus rantai distribusi yang merugikan desa.
Hilirisasi dan Investasi Jadi Prioritas Ekonomi
Transformasi ekonomi dilakukan melalui hilirisasi dan peningkatan investasi.
Pada triwulan III 2025, realisasi investasi mencapai Rp491 triliun, dengan 30 persen di antaranya masuk sektor hilirisasi.
Berbagai proyek strategis di bidang energi dan manufaktur telah diresmikan dengan nilai investasi puluhan triliun rupiah.
Hilirisasi dimaknai sebagai strategi penguatan industri nasional, penciptaan lapangan kerja berkualitas, dan pengurangan ekspor bahan mentah.
Diplomasi Ekonomi dan Peran Global Diperluas
Pemerintah aktif memperkuat kerja sama global.
Pada Desember 2025, Indonesia menandatangani perjanjian perdagangan bebas dengan Eurasian Economic Union, sebagai bagian dari strategi memperluas peran internasional tanpa mengorbankan kepentingan nasional.
Langkah ini sejalan dengan visi Asta Cita yang menempatkan diplomasi ekonomi sebagai pilar penting dalam memperkuat kedaulatan bangsa.
Menuju Arah Baru Pembangunan Nasional
Pemerintah menegaskan bahwa capaian tahun 2025 mencerminkan keberhasilan awal dalam pelaksanaan visi Asta Cita.
Fokus utama terlihat dalam:
Stabilitas ekonomi makro
Reformasi kebijakan pangan dan gizi
Penguatan pembangunan desa
Dorongan hilirisasi dan investasi
Namun, pemerintah juga mencatat bahwa tantangan ke depan terletak pada:
Konsolidasi kualitas pelaksanaan
Penguatan tata kelola
Konsistensi dan kesinambungan kebijakan
Dengan arah baru ini, Asta Cita diposisikan sebagai instrumen utama untuk membangun Indonesia yang berdaulat, adil, dan bermartabat di tingkat nasional maupun global.
- Penulis :
- Gerry Eka







