
Pantau - Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) mengirimkan bantuan air bersih berskala besar serta alat penjernih air ke wilayah terdampak banjir di Aceh, sebagai bagian dari upaya tanggap darurat untuk memenuhi kebutuhan dasar warga yang kehilangan akses terhadap air layak konsumsi.
25 Truk Dikerahkan, Distribusi Difokuskan ke Wilayah Terparah
Menteri Lingkungan Hidup sekaligus Kepala BPLH, Hanif Faisol Nurofiq, menyatakan bahwa bantuan logistik berupa 10.000 galon air mineral dikirim menggunakan 25 truk pengangkut.
Distribusi dilakukan secara terukur, dengan 18 truk ditujukan ke Kabupaten Aceh Utara dan 7 truk ke Kabupaten Aceh Tamiang—dua wilayah yang dilaporkan paling parah terdampak banjir.
“Kami berharap bantuan ini dapat dimaksimalkan dan menjadi langkah nyata dalam masa tanggap darurat dan pemulihan pascabencana,” ungkap Hanif.
Water Purifier dan Posko Pemantauan Didukung Tim Teknis KLH
Selain air bersih, KLH juga mengirimkan tiga unit alat penjernih air (water purifier) ke Kabupaten Aceh Tamiang untuk langsung dioperasikan di lokasi.
Teknologi ini memungkinkan air di lokasi bencana diolah menjadi air layak konsumsi secara instan.
Tim teknis dari KLH sedang melakukan perjalanan darat menuju Aceh untuk memastikan bantuan disalurkan tepat sasaran serta melakukan inspeksi lingkungan secara menyeluruh.
KLH juga telah mendirikan posko pusat kendali di Lhokseumawe, yang berfungsi sebagai pusat komando masa darurat, titik distribusi bantuan, dan basis pemantauan dampak lingkungan pascabencana.
Bantuan ini tidak hanya bersifat logistik, tetapi juga menjadi bagian dari perlindungan terhadap kualitas hidup warga akibat kerusakan infrastruktur dan pencemaran sumber air.
- Penulis :
- Gerry Eka
- Editor :
- Tria Dianti








