Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

BPBD Agam: 41 Rumah Rusak Akibat Gempa Tektonik, Warga Korban Banjir Kembali Mengungsi

Oleh Gerry Eka
SHARE   :

BPBD Agam: 41 Rumah Rusak Akibat Gempa Tektonik, Warga Korban Banjir Kembali Mengungsi
Foto: (Sumber: Kondisi rumah warga di Salareh Aia, Kecamatan Palembayan, Kabupaten Agam mengalami retak pada bagian dinding usai gempa bumi melanda daerah itu, Minggu (28/12/2025). ANTARA/HO-warga.)

Pantau - Gempa bumi tektonik mengguncang Kabupaten Agam, Sumatera Barat, pada Minggu pagi, 28 Desember 2025, menyebabkan kerusakan pada puluhan rumah warga dan memicu kekhawatiran akan gempa susulan.

Puluhan Rumah Rusak, Warga Trauma dan Mengungsi Kembali

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Agam mencatat sebanyak 41 rumah mengalami kerusakan, terutama pada bagian dinding yang retak akibat getaran gempa.

Data tersebut berasal dari pendataan sementara yang dilakukan pemerintah nagari di lokasi terdampak.

Rinciannya, 10 unit rumah rusak di Nagari Tigo Koto Silungkang, 29 unit di Nagari Salareh Aia Timur, keduanya di Kecamatan Palembayan, serta 2 unit di Nagari Dalko, Kecamatan Tanjung Raya.

Kepala Pelaksana BPBD Agam, Rahmat Lasmono, didampingi Kabid Kedaruratan dan Logistik Abdul Ghafur, menegaskan bahwa data ini masih bersifat sementara dan akan diperbarui seiring proses pendataan lanjutan.

Tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini.

Selain kerusakan pada rumah warga, gempa juga menyebabkan keretakan jalan di wilayah Palembayan.

Gempa bumi terjadi dua kali, yakni gempa utama berkekuatan Magnitudo 4.6 pada pukul 09.11 WIB dan gempa susulan Magnitudo 4.7 pada pukul 09.15 WIB, keduanya berlokasi 18 km Timur Laut Agam dengan kedalaman 10 km.

Getaran cukup kuat dirasakan di sejumlah wilayah seperti Palembayan, Tanjung Mutiara, Lubuk Basung, Tanjung Raya, dan wilayah barat Agam.

Tenda Tambahan Dididirikan untuk Korban Banjir yang Kembali Terdampak

Yang memperparah kondisi, sejumlah warga yang sebelumnya tinggal di rumah pengungsian akibat banjir bandang, kini juga terdampak gempa bumi.

Bangunan pengungsian mengalami retakan dan tidak lagi layak dihuni.

BPBD Agam kemudian mendirikan tenda pengungsian tambahan di luar rumah untuk menampung sekitar 20 kepala keluarga.

Mereka adalah korban bencana banjir sebelumnya yang kini kembali harus mengungsi akibat risiko keruntuhan bangunan karena gempa.

Langkah ini dilakukan untuk memberikan rasa aman dan perlindungan sementara bagi warga yang tempat tinggal sementaranya ikut terdampak.

Penulis :
Gerry Eka