
Pantau - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkap adanya potensi tsunami di kawasan Danau Maninjau, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, yang dapat terjadi akibat aktivitas patahan Segmen Kajai–Talamau.
Kepala Stasiun Geofisika Kelas 1 Padang Panjang, Suaidi Ahadi, menyatakan bahwa potensi tersebut bisa muncul jika terjadi gempa dengan kekuatan maksimum 6,1 magnitudo di segmen tersebut.
Ia menegaskan bahwa tsunami bukan langsung disebabkan oleh gempa, melainkan oleh longsoran tebing atau lereng di sekitar kawah danau yang dapat terpicu oleh pergeseran patahan.
"Longsoran itulah yang menyebabkan aktivitas tsunami," ungkap Suaidi.
BMKG Lakukan Kajian Bersama BRIN dan Kampus
BMKG bersama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) serta sejumlah perguruan tinggi telah melakukan kajian terhadap potensi gempa di Segmen Kajai–Talamau.
Dari hasil kajian tersebut, disimpulkan bahwa segmen ini mampu memicu gempa maksimum sebesar 6,1 magnitudo.
BMKG menyebutkan bahwa ke depan akan dilakukan pemodelan ancaman tsunami di Danau Maninjau, yang berkaitan langsung dengan segmen patahan tersebut.
Pemodelan ini bertujuan untuk memperkirakan waktu penyelamatan diri (golden time) di kawasan sekitar danau, yang hingga saat ini belum tersedia secara spesifik.
Danau Maninjau Punya Riwayat Ancaman Serupa
Suaidi juga mengingatkan bahwa fenomena tsunami danau bukan hal baru di wilayah tersebut.
Sebagai contoh, pada tahun 2007, Danau Singkarak pernah mengalami peristiwa tsunami kecil akibat gempa berkekuatan 6,1 magnitudo yang dipicu oleh aktivitas Patahan Sumani di Padang Panjang.
Peristiwa tersebut menjadi pengingat bahwa Danau Maninjau juga memiliki kerentanan serupa, terutama jika terjadi longsoran yang signifikan dari lereng atau tebing danau.
BMKG mengimbau masyarakat dan pemerintah daerah untuk terus waspada dan mendukung upaya mitigasi berbasis kajian ilmiah agar potensi risiko dapat diminimalkan.
- Penulis :
- Gerry Eka







