
Pantau.com - Setelah melakukan kampanyenya di Medan, Sumatera Utara, Calon Presiden nomer urut 02 Prabowo Subianto melanjutlan agendanya dengan bersilahturahmi bersama para ulama Jawa Timur dan para tokoh cendekiawan di Pondok Pesantren Riyadlul Jannah, Pacet, Mojokerto, Jawa Timur, Sabtu, 23 Februari 2019.
Dalam kunjungannya kali ini Prabowo diberikan kesempatan untuk mendengarkan Syi'ir Kebangsaan langsung dari Pengasuh Pondok Pesantren Riyadlul Jannah Mojokerto, KH Mahfudz Syaubari. Syi'ir sendiri merupakan karya sastra yang dihasilkan dari kehidupan masyarakat muslim.
Baca juga: Prabowo Menangi Pilpres, Para Menteri Harus Siap Tandatangani Pakta Integritas
Sementara Syi'ir Kebangsaan tersebut ditulis oleh Kiyai Mahfudz untuk menguatkan semangat dan nilai nasionalisme seluruh rakyat Indonesia tanpa memandang pangkat dan jabatan dengan berpedoman pada petunjuk dari Allah SWT, Tuhan yang maha esa.
Dalam pidatonya, Prabowo Subianto mengungkapkan bahwa dirinya sangat terkesan atas isi dan makna dari Syi'ir Kebangsaan tersebut. Ia menilai bahwa isi dari Syi'ir Kebangsaan karya Kyai Mahfudz sama seperti visi dan misinya untuk membangun dan mengembalikan kedaulatan bangsa Indonesia.
"Saya sangat terkesan waktu tadi Syi'ir dibacakan. Saya ikut bersama ketika Syi'ir kebangsaan dikumandangkan. Saya sangat terharu karena ini dibuat lima tahun yang lalu, kalau dengar ini, dan tanpa koordinasi pak, saya sebelumnya belum pernah terima ini, belum pernah dikasih ini, belum pernah mendengar Syi'ir kebangsaan ini. Tapi kalo dengar pidato kebangsaan saya saat di Jakarta Convention Center beberapa waktu lalu, saya kira itu hampir 90 persen ada di Syi'ir ini," ungkap Prabowo dalam keterangan tertulis yang Pantau.com terima, Minggu (24/2/2019).
"Nampaknya sudah ada yang atur, jadi Syi'ir nya dibuat disini lima tahun lalu, mungkin tidak tahu pakai frekuensi apa tapi masuk ke hati dan kalbu saya pak Kyai. Ini luar biasa," tambah Prabowo menegaskan.
Capres yang berpasangan dengan Sandiaga Uno itu menuturkan, dengan pemaknaan dan penghayatan Syi'ir kebangsaan ini maka usaha-usaha yang ingin memecah belah umat beragama dan menggambarkan islam itu radikal, serta tidak nasionalis maka hal tersebut sudah otomatis terbantahkan dan justru menambah semangat nasionalisme dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
"Gerakan islam, tokoh-tokoh islam ratusan tahun selalu membela rakyat, selalu membela kedaulatan, selalu melawan penjajah dimana-mana. Bahkan tokoh-tokoh pejuang kemerdekaan itu bisa dikatakan mereka sulit dipisahkan dari Kyai dan ulama," paparnya.
Demikian juga dengan perang kemerdekaan Indonesia di tahun 1945, Prabowo menjelaskan bahwa meski pembacaan proklamasi kemerdekaannya berada di Jakarta, tetapi ujian mempertahankan kemerdekaannya berada di Surabaya Jawa Timur pada 10 November 1945.
Baca juga: Prabowo Lakukan Pertemuan dengan Mantan Panglima NATO di Hambalang, Bahas Apa?
"Dan itu peran dari para ulama dan sungguh sangat besar dengan resolusi jihad yang dikeluarkan oleh para ulama Nahdlatul Ulama untuk membangkitkan perlawanan rakyat. Jadi saya terima kasih malam ini pencerahan bagi saya, malam ini membangkitkan dan memperkokoh keyakinan saya dan memberi energi kepada saya," tandasnya.
- Penulis :
- Sigit Rilo Pambudi