
Pantau.com - Kepala Greenpeace Indonesia, Leonard Simanjutak berharap menteri lingkungan hidup dan kehutanan (LHK) dalam pemerintahan 2019-2024 memiliki komitmen kuat dan politik lingkungan yang jelas untuk menjaga dan melindungi lingkungan hidup Indonesia.
"Hal paling penting adalah menteri LHK baru punya komitmen untuk melindungi hutan dan lingkungan Indonesia. Caranya punya kejelasan visi yang dapat menyeimbangkan pernyataan Presiden yang baru-baru ini mengutamakan investasi," ujar Leonard dalam konferensi pers di kantor Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) di Jakarta Selatan, Jumat (18/10/2019).
Baca Juga: Walhi Harap Jokowi-Ma'ruf Pilih Menteri yang Paham Masalah Lingkungan
Berkaca dari pidato Jokowi dalam beberapa kesempatan yang mengatakan akan mendorong lebih banyak investasi maka menurut Leonard diperlukan langkah seimbang untuk menyelamatkan lingkungan.
Leonard menegaskan bahwa ia dan pihaknya tidak menolak adanya investasi, akan tetapi perlu pemilahan agar tidak semua jenis investasi masuk Indonesia.
Ia mengungkapakn, pihaknya sendiri menginginkan agar investasi yang masuk adalah yang tidak akan semakin memperparah kerusakan lingkungan hidup yang sudah terjadi di Indonesia, seperti kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
"Untuk itu menteri LHK yang baru harus kuat menegakkan kerangka peraturan dan regulasi yang menjamin perlindungan hutan dan lingkungan," tegasnya.
Lebih lanjut, Leonard mengatakan, jika menteri LHK baru yang akan dilantik di Kabinet Kerja II mewakili kepentingan korporasi maka lingkungan hidup Indonesia akan berada dalam kondisi yang semakin sulit.
Sementara itu ditemui ditempat yang sama, Strategic Engagement Director Yayasan Madani Berkelanjutan, Nadia Hadad, menilai pemerintah sudah seharusnya semakin memperkuat komitmen akan menjaga lingkungan hidup dan kehutanan, karena sebagai pemilik hutan tropis dengan luas tutupan terbesar ketiga di dunia, Indonesia memiliki salah satu peran sebagai paru-paru dunia.
Baca Juga: Greenpeace: Jakarta Hanya Punya 34 Hari Udara Bersih dalam Setahun
Apalagi Indonesia sudah berkomitmen untuk menurunkan emisi gas rumah kaca sebesar 29 persen dengan upaya sendiri.
"Komitmen iklim Indonesia adalah jangkar berbagai kebijakan korektif terkait perlindungan hutan dan lahan gambut, yang bertumpu pada moratorium hutan, moratorium sawit, restorasi gambut dan perhutanan sosial,” tegasnya.
- Penulis :
- Bagaskara Isdiansyah