
Pantau.com - Jajaran pimpinan Universitas Airlangga Surabaya mengambil keputusan tegas dengan mengeluarkan atau melakukan drop out terhadap pelaku pelecehan seksual fetish kain jarik berkedok riset yang dilakukan mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya (FIB) berinisial G.
Ketua Pusat Informasi dan Humas Unair Suko Widodo di Surabaya, Rabu 6 Agustus 2020, mengatakan keputusan mengeluarkan mahasiswa tersebut dilakukan setelah Rektor Unair Prof Mohammad Nasih menghubungi pihak keluarga yang bersangkutan di Kalimantan melalui fasilitas online.
"Merujuk pada azas komisi etik, keputusan baru bisa diambil saat bisa mendengar pengakuan dari yang bersangkutan dan atau wali. Karena orang tua sudah bisa dihubungi, maka pak rektor memutuskan yang bersangkutan di-DO atau dikeluarkan," ujarnya.
Baca juga: Mengenal Apa Itu Fetish yang Mendadak Viral Akibat Ulah Predator 'G'
Suko Widodo mengungkapkan pihak keluarga mahasiswa pelaku fetish telah mengakui perbuatan anaknya dan menyesalinya. Pihak keluarga, kata dia, juga menerima keputusan yang diambil pimpinan Unair kepada anaknya.
"Kasus ini kami nilai sudah sangat merugikan nama baik dan citra Unair sebagai perguruan tinggi negeri yang mengusung nilai inti Excellence with Morality," ucapnya.
Selain itu, putusan tersebut diambil setelah pihak Unair memperhatikan pengaduan korban yang mengaku dan merasa dilecehkan dan direndahkan martabat kemanusiaannya oleh mahasiswa G. "Kami juga mempertimbangkan putusan setelah mendengarkan klarifikasi dari keluarga G," katanya.
Meski demikian, kasus dugaan pelecehan seksual fetish kain ini masih akan terus diproses oleh pihak kepolisian. Sedangkan, pihak kampus masih menyediakan layanan konsultasi bagi para korban di Help Center Unair.
Baca juga: Viral Fetish Kain Jarik Berkedok Riset, Korban Dibuat seperti Pocong
- Penulis :
- Noor Pratiwi