Pantau.com - Black box atau kotak hitam pesawat Sriwijaya Air SJ 182 masih terus dicari hingga pencarian hari ketiga, Senin pagi (11/1/2021).
Seperti yang diketahui, black box merupakan komponen penting pesawat terbang yang paling dicari ketika terjadi kecelakaan. Mendengar nama black box, mungkin terpikirkan bahwa benda itu berwarna hitam, namun justru aslinya black box memiliki warna oranye.
Baca juga: Misteri Sinyal ELT Sriwijaya Air SJ182 Hilang, Satelit Australia Tak Menangkap
Black box merupakan hasil penemuan ilmuwan asal Australia David Warren. Warren bekerja di Laboratorium Aeronautika di Melbourne. Pada 1950, dirinya terlibat langsung dalam penyelidikan kecelakaan pesawat komersial bertenaga jet pertama di dunia.
Awal mulanya alat ini diberi nama ARL Flight Memory Unit. Warren memulainya dengan membuat piranti perekam percakapan di kokpit antara pilot, kopilot, dan orang-orang di dalam kokpit.
Penemuan ini tidak mendapat perhatian di lima tahun pertamanya, namun Australia adalah negara pertama yang menginisiasi seluruh pesawatnya untuk wajib menggunakan teknologi itu.
Perhatian baru diberikan pada 1958, setelah Sekretaris UK Air Registration Board Sir Robert Hardingham, menganjurkan maskapai-maskapai di Inggris melengkapi dengan perangkat ini.
Black box terbagi dalam dua tipe yakni flight data recoder (FDR) dan cockpit voice recorder (CVR). FDR berfungsi untuk merekam suara operasi penerbangan seperti waktu, ketinggian, kecepatan, arah, dan kondisi pesawat. Sedangkan CVR berfungsi merekam suara mesin, peringatan, suara pembicaraan pilot dan berbagai bunyi lainnya, yang dapat menentukan parameter pesawat mulai dari kecepatan, kegagalan sistem hingga waktu. CVR merupakan perekam kokpit yang terletak di bagian ekor pesawat.
Baca juga: 6 Fakta Black Box, Benda Penting Pengungkap Kecelakaan Pesawat
- Penulis :
- Adryan N
