
Pantau.com - Presiden Jokowi akan melakukan reshuffle terbatas hari ini, Rabu, 28 April 2021. Dipastikan akan ada empat pejabat baru di lingkungan Kabinet Indonesia Maju yang akan dilantik sore ini.
Bahlil Lahadalia, yang saat ini menjabat sebagai Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), disebut-sebut menjadi salah satu pejabat yang dilantik Presiden Jokowi sebagai Menteri Investasi. Hal itu diungkapkan oleh salah seorang sumber di lingkaran Istana.
Isu perombakan kabinet bermula ketika sidang paripurna DPR pada Jumat, 9 April 2021 lalu. Dalam rapat tersebut menyetujui pembentukan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, dan Kementerian Investasi.
Berkaitan dengan pembentukan Kementerian Investasi ini, sebelumnya Bahlil menyatakan, pembentukan Kementerian Investasi adalah hak prerogatif Presiden Jokowi. Oleh karena itu, Bahlil mengaku tidak punya kewenangan untuk memberikan penjelasan terkait kementerian tersebut.
"Saya ini pembantu Presiden. Jadi, urusan yang kebijakan Bapak Presiden, mohon maaf, dengan segala hormat, kami tidak pada posisi untuk menjelaskan karena bukan domain BKPM," kata Bahlil, Senin (26/4).
Profil Bahlil Lahadalia
Sebelum memulai kariernya menjadi pejabat negara, Bahlil merupakan seorang pengusaha. Bahlil pernah menjabat sebagai Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) periode 2015-2019.
Pria kelahiran Banda, Maluku Tengah pada 7 Agustus 1976 ini, merupakan anak kedua dari delapan bersaudara. Perjuangan hidup Bahlil patut diacungi jempol. Ia merintis karier dan bisnis dari nol.
Sadar dirinya dibesarkan oleh seorang ayah yang bekerja sebagai kuli bangunan dan ibu sebagai tukang cuci, membuatnya jiwanya amat tangguh. Meski semasa kecil orang tuanya tidak mampu memberikan nafkah berkecukupan, tetapi nilai-nilai yang ditanamkan kepada dirinya untuk selalu bersikap jujur, mandiri, dan kreatif dapat menghantarkannya membangun bisnis di Papua.
Sejak duduk di bangku Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Pertama (SMP), Bahlil membantu ibunya berjualan kue untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Menginjak SMK, Bahlil mencoba peruntungan dengan menjadi kernet angkot hingga menjadi sopir angkot di Fak Fak, Papua Barat.
Meski sibuk, ia tetap bisa melakoni tanggung jawabnya dengan baik. Hal itu dibuktikan dengan keberhasilannya meraih predikat siswa berprestasi di sekolah dan pernah menjabat sebagai ketua Organisasi Intra Sekolah (OSIS) semasa SMK pada waktu itu.
Baca juga: Reshuffle Kabinet, Presiden Jokowi Bakal Lantik 4 Pejabat Negara
Bahlil kemudian meneruskan jenjang pendidikannya ke strata-1. Ia diterima di Sekolah Tinggi Ekonomi Port Numbay, Jayapura, Papua. Bahlil aktif ikut berbagai macam organisasi kampus semasa kuliah, yakni di intra kampus, ia menjabat menjadi ketua senat mahasiswa.
Sementara di ekstra kampus, ia bergabung dengan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Karirnya di HMI pun sangat mentereng, ia tercatat pernah menjabat sebagai Bendahara Umum PB HMI. Pada tahun 2003, nama Bahlil terdaftar di Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) tingkat kabupaten, provinsi, hingga ke pengurus pusat. Ketika itu, ia telah memiliki pengalaman dan bekerja di perusahaan yang digaji tinggi.
Bahlil lantas memutuskan keluar dari pekerjaannya dan mendirikan perusahaannya sendiri. Ia sadar, meski telah digaji tinggi, ia tetaplah budak bagi orang lain. Inilah awal mula kesuksesan pria asal Papua ini.
Melihat banyaknya sumber daya yang ada di Papua, ia melihat peluang untuk membangun usahanya. Kini, mantan aktivis HMI itu memiliki 10 perusahaan di berbagai bidang di bawah bendera PT Rifa Capital sebagai holding company.
Kariernya sebagai pengusaha semakin lengkap saat Munas Himpungan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) 2015, peserta memilihnya menjadi Ketua Umum HIPMI untuk periode 2015-2018. Ia juga menjadi Ketua BPKM pada kabinet Indonesia Maju 2019-2024.
- Penulis :
- Finda Rhosyana