
Pantau - Sebuah video viral menunjukkan seseorang mirip Bakhtiar Ahmad Sibarani berada di lokasi perjudian di Malaysia.
Meski begitu, Bakhtiar merespons santai mengenai hal tersebut. Ia mengakui orang yang terlihat dalam video tersebut memang dirinya. Namun, ia menegaskan tidak sedang bermain.
"Itu video lama sekali, sekitar satu tahun lalu, saat saya sudah tidak menjabat sebagai Bupati lagi dan sedang berlibur di Genting bersama keluarga. Seorang teman dari Medan mengajak saya masuk ke dalam," jelas Bakhtiar kepada wartawan pada Senin (12/2/2024).
"Saya hanya ingin melihat-lihat lokasi itu, sekitar setengah jam kemudian saya keluar. Video tersebut sudah lama, dan bisa dicek kapan terakhir kali saya berangkat ke luar negeri melalui catatan Imigrasi. Jadi, mari kita anggap ini sebagai bahan candaan saja," imbuhnya.
Dalam video tersebut, Bakhtiar hanya terlihat berdiri dan melihat-lihat ke arah meja, sementara beberapa orang lain diduga sedang bermain di depannya.
"Saat saya ke sana, ada seorang teman yang saya kenal sedang bermain, saya datang dan mengganggunya sambil tertawa. Jadi, dalam video itu, saya hanya berdiri dan melihat-lihat," ujarnya.
Bakhtiar juga mengungkapkan bahwa beberapa waktu lalu, ada yang mencoba memerasnya dengan memanfaatkan video tersebut. Namun, permintaan tersebut ditolaknya.
"Seseorang meminta uang kepada saya melalui pesan teks dari nomor tidak dikenal, sebesar Rp 10 miliar terkait video itu. Saya hanya tertawa. Bahkan satu rupiah pun saya tidak mau," tegasnya.
Terkait orang yang merekam video tersebut, Bakhtiar mengatakan bahwa orang tersebut dari Kota Medan dan pada saat itu meminta berfoto dengannya.
"Saat itu saya sedang liburan, jadi tidak masalah kalau orang minta foto. Saya lupa siapa orangnya," katanya.
Bakhtiar juga menyebut bahwa video tersebut kemungkinan diberikan kepada kelompok tertentu di Kota Medan.
"Dulu mereka adalah teman saya, tetapi mereka hanya terkenal dengan penipuan. Saya pun menjadi korban dari penipuan mereka," ungkapnya.
Saat ditanya apakah ia mengenal orang di kelompok tersebut dan mengapa tidak segera mengungkap identitas mereka, Bakhtiar hanya tersenyum.
“Kalau saya ungkapkan nama ketua kelompok dan bukti yang saya miliki tentang mereka, pasti akan menciptakan kehebohan di Sumut, bahkan di seluruh Indonesia. Namun, saya belum melakukannya karena masih ada orang-orang yang saya hormati,” jelasnya.
- Penulis :
- Aditya Andreas