
Pantau - Komisi X DPR RI mendesak agar Kemendikbudristek mengevaluasi kegiatan study tour secara menyeluruh.
Ketua Komisi X DPR RI, Syaiful Huda menyerukan untuk segera melakukan moratorium dan mengubah konsep kegiatan luar ruang tersebut.
"Sebaiknya untuk sementara kegiatan ini dimoratorium lebih dulu dan diubah konsepnya sehingga lebih memberikan manfaat optimal bagi peserta didik," ungkap Syaiful Huda dalam keterangannya, Selasa (14/5/2024).
Syafuil Huda menilai, pentingnya moratorium ini untuk memastikan bahwa kegiatan study tour atau field trip benar-benar aman bagi peserta didik.
Ia mengatakan, standar baku dalam pelaksanaan dan teknis kegiatan luar ruang harus ditetapkan, termasuk dalam aspek keamanan transportasi, akomodasi, dan konsumsi peserta didik.
"Sebelum ada standar baku pelaksanaan kegiatan luar ruang tersebut, moratorium study tour harus diberlakukan karena kita tidak ingin tragedi Subang kembali terjadi," tegasnya.
Selain itu, Huda menyoroti perlunya perubahan konsep study tour dengan menempatkan peserta didik sebagai subjek kegiatan, bukan hanya sebagai objek yang diajak jalan-jalan. Menurutnya, konsep saat ini cenderung menguatkan aspek komersil daripada edukasi.
"Perlu ada perubahan konsep study tour dengan menempatkan siswa sebagai subjek kegiatan. Seringkali kegiatan ini lebih menguatkan sisi komersil daripada sisi edukasi," paparnya.
Untuk memberikan makna yang lebih dalam pada kegiatan study tour, Huda mengusulkan agar sekolah bekerja sama dengan desa-desa wisata untuk melibatkan siswa dalam pengembangan objek wisata tersebut.
"Ini bisa menjadi konsep baru di mana peserta didik tidak hanya menikmati waktu luang mereka di lokasi wisata, tetapi juga berkontribusi dalam pengembangan objek wisata yang ada," tambahnya.
Huda menekankan, insiden di Subang merupakan kabar duka bagi dunia pendidikan. Ia menegaskan, pentingnya melindungi keselamatan fisik dan psikis peserta didik, yang merupakan aset berharga bagi bangsa.
"Semua stakeholder harus memahami bahwa peserta didik adalah aset bangsa yang harus dilindungi dari segala risiko yang mengancam," tandasnya.
- Penulis :
- Aditya Andreas