
Pantau - Presiden Republik Indonesia terpilih, Prabowo Subianto, mengganti nama program Makan Siang Gratis menjadi Makan Bergizi Gratis. Hal ini dilakukan karena menyesuaikan jadwal anak-anak sekolah.
Program Prabowo bersama wakil presiden (wapres) terpilih, Gibran Rakabuming Raka, untuk anak-anak sekolah mendapatkan asupan gizi dan nutrisi harus tepat sasaran. Penggantian nama program tersebut ia baru menyaadari bahwa ada anak sekolah masuk pagi dan pulang siang.
"Saya ingin sedikit koreksi. Setelah kita pelajari ternyata istilah tepat itu adalah makan bergizi gratis untuk anak-anak. Itu lengkapnya. Karena kalau anak SD masuk pagi, dia kalau nunggu makan siang kan terlalu lama. Jadi, harus makan pagi, makanya kita ubah," kata Prabowo dikutip dari YouTube tvOneNews, Jumat (24/5/2024).
Menurutnya, program tersebut akan sangat menguntungkan masa depan bangsa Indonesia. Sebab banyak anak-anak yang mengalami kurang gizi (malnutrition).
"Ini sangat menentukan untuk masa depan bangsa Indonesia. Anak-anak kita adalah masa depan kita dan tidak dapat dipungkiri bahwa sebagian anak-anak kita mengalami kurang gizi malnutrition. Hitungannya hampir 25 persen anak-anak kita mengalami kurang gizi. Ini sangat memprihatinkan," ucapnya.
Lebih lanjut, Prabowo mengungkap bahwa program tersebut telah diuji coba diberbagai tempat, dengan makanan ini anak-anak akan lebih sehat, kemampuan dan semangat belajar mereka juga meningkat.
Manfaat dari program ini juga akan dirasakan dalam perekonomian wilayah khususnya bagi para petani dan peternak.
"Ini sudah kita pelajari negara lain dan sudah kita uji coba. Selama beberapa bulan ini saya sudah bikin pilot project di beberapa tempat dan hasilnya sangat meyakinkan," kata Prabowo dalam keterangannya.
"Ekonomi akan tumbuh, penghasilan para petani kita akan lebih baik. Saya percaya produksi akan lebih baik. Saya kira ini growth driver. Suatu pendorong pertumbuhan ekonomi kebangsaan yang akan sangat mendorong kehidupan bangsa kita," lanjutnya.
Di sisi lain, Waketum Partai Gerindra, Habiburokman, mengatakan bahwa tim internal mengkaji pengubahan penamaan program tersebut. Sebab nama itu diubah agar waktunya lebih fleksibel karena beberapa wilayah ada anak sekolah TK dan SD pulang sebelum waktu makan siang.
"Memang terus dikaji soal penamaan program. Saya termasuk yang mengusulkan perubahan istilah tersebut. Dengan demikian waktunya bisa lebih flexibel, tidak harus jam makan siang, yaitu 12-13, bisa lebih pagi juga," kata Habiburokman.
"Yang nggak bisa diubah adalah keharusan makanan tersebut 'bergizi'. Makanya sangat pas kalau istilah yang dipakai adalah 'makan bergizi'," katanya lagi.
- Penulis :
- Firdha Riris
- Editor :
- Firdha Riris