Pantau Flash
HOME  ⁄  News

Kemenag Evaluasi Garuda Gegara Keterlambatan Penerbangan Haji

Oleh Aditya Andreas
SHARE   :

Kemenag Evaluasi Garuda Gegara Keterlambatan Penerbangan Haji
Foto: Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas. (foto: dok. Kemenag)

Pantau - Kementerian Agama (Kemenag) akan mengevaluasi maskapai Garuda Indonesia terkait keterlambatan penerbangan yang terjadi selama pelaksanaan Haji 2024. 

Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas menyatakan, evaluasi ini akan mencakup seluruh proses penerbangan haji.

"Tentu kita akan melakukan evaluasi terhadap semua proses ya," ujar Yaqut Cholil saat ditemui di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur, Kamis (25/7/2024).

Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, Irfan Setiaputra, sebelumnya telah memohon maaf kepada jemaah haji Indonesia atas 86 keterlambatan penerbangan yang terjadi pada tahun 2024. 

Dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VI DPR RI di Jakarta Pusat, Rabu (3/7/2024), Irfan menyatakan, keterlambatan tersebut di luar kemampuan manajemen Garuda dan meminta maaf kepada seluruh jemaah serta pemangku kepentingan.

"Tidak dapat dipungkiri, mewakili teman-teman manajemen dan seluruh karyawan Garuda, kita tentu saja memohon maaf atas banyaknya delay yang di luar kemampuan kita. Memohon maaf atas ini kepada seluruh jemaah dan stakeholder," jelas Irfan.

Dalam paparan Irfan, disebutkan bahwa tingkat keterlambatan keberangkatan haji mencapai 60 kali, dengan rincian 22 kejadian delay lebih dari satu jam, 28 kejadian di atas dua jam, dan 10 kejadian lebih dari empat jam. 

Sedangkan pada fase pemulangan, per 1 Juli 2024, tercatat ada 26 keterlambatan penerbangan haji Garuda Indonesia, yang terdiri dari 17 kejadian delay lebih dari sejam, 6 keterlambatan di atas dua jam, dan 3 kejadian lebih dari tiga jam.

Irfan juga menyampaikan, terdapat 46 kloter dengan slot penerbangan haji Indonesia yang tidak sesuai jadwal. Ini merupakan pengurangan dari 81 slot time yang tidak tepat, yaitu 13 keberangkatan dan 68 kepulangan. 

“Misalnya, beberapa kloter yang seharusnya pulang dari Madinah justru berangkat dan kembali dari Madinah, padahal hari terakhir mereka di Mekkah,” bebernya.

Akibat keterlambatan selama musim haji, Irfan melaporkan bahwa sekitar 200 penerbangan reguler terganggu. Hal ini mencakup delay, keberangkatan lebih cepat, hingga penggantian jenis pesawat.

Penulis :
Aditya Andreas